Profil Rahayu Saraswati: Keponakan Prabowo Mundur dari DPR, Karier Mentereng Berawal dari Aktris

Bangun Santoso Suara.Com
Kamis, 11 September 2025 | 12:40 WIB
Profil Rahayu Saraswati: Keponakan Prabowo Mundur dari DPR, Karier Mentereng Berawal dari Aktris
Rahayu Saraswati Djojohadikusumo. (Suara.com/Yoga)
Baca 10 detik
  • Profil Multidimensi
  • Karier Politik Cemerlang
  • Latar Belakang Keluarga Elit3

Suara.com - Nama politisi Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, mendadak menjadi buah bibir di jagat maya. Bukan karena kiprah politiknya, melainkan akibat sebuah pernyataan dalam podcast yang memicu kegaduhan dan kemarahan publik.

Pernyataan yang menjadi sorotan itu terlontar dalam acara YouTube Antara TV On The Record pada 28 Februari 2024 lalu.

Menyadari dampak dari ucapannya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini pun angkat bicara. Melalui akun Instagram resminya, ia mengakui bahwa pernyataannya telah menyakiti masyarakat luas dan mempersilakan publik untuk menyimak konteks utuh dari perbincangan tersebut.

"Saya berbicara dengan pembawa acara selama 42 menit lebih tentang berbagai isu. Bagi masyarakat yang ingin mengetahui apa saja yang saya sampaikan secara menyeluruh, silahkan menonton agar mendapatkan konteks dari apa yang saya sampaikan," tutur Rahayu melalui akun Instagram resminya @rahayusaraswati yang dikutip Rabu (10/9/2025) malam.

Terlepas dari kontroversi yang menyeret namanya, sosok Rahayu Saraswati atau yang akrab disapa Sara ini memiliki latar belakang dan rekam jejak yang mengesankan. Ia bukan sekadar politisi biasa, melainkan figur yang lahir dari keluarga terpandang dengan segudang pengalaman di berbagai bidang.

Darah Biru Politik dan Ekonomi

Lahir di Jakarta pada 27 Januari 1986, Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo adalah putri dari pengusaha ternama, Hashim Djojohadikusumo, dan Anie Hashim Djojohadikusumo.

Garis keturunannya sangat kental dengan dunia politik dan ekonomi Indonesia. Ia merupakan keponakan langsung dari Presiden RI, Prabowo Subianto.

Lebih jauh ke belakang, kakek buyutnya, Raden Margono Djojohadikusumo, adalah tokoh sentral di balik berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI). Sementara kakeknya, Soemitro Djojohadikusumo, dikenal sebagai Begawan Ekonomi Indonesia yang legendaris.

Baca Juga: Langka! Rocky Gerung Puji Mundurnya Keponakan Prabowo, Sebut Standar Etika Baru Politisi

Sejak 2014, Sara menikah dengan Harwendro Adityo Dewanto dan telah dikaruniai dua orang anak.

Pendidikan Internasional dan Karier di Dunia Hiburan

Sebelum terjun ke panggung politik, Sara menempuh pendidikan di berbagai institusi bergengsi dunia. Setelah lulus dari SD Takaranita II Jakarta, ia melanjutkan studi ke United World College of South East Asia di Singapura, Collège du Léman di Swiss, hingga meraih gelar sarjana dalam bidang Classics & Drama dari University of Virginia, Amerika Serikat.

Tak berhenti di situ, ia mengasah bakat aktingnya dengan mengikuti kursus di New York Film Academy, Los Angeles, dan melanjutkan studi pasca-sarjana di International School of Screen Acting, London. Bekal inilah yang membawanya ke industri hiburan Tanah Air.

Namanya tercatat membintangi trilogi film perjuangan "Merah Putih" (2009–2011) dan beberapa film lainnya. Wajahnya juga akrab di layar kaca sebagai presenter acara "Talk Indonesia" dan "Hot Indonesia".

Transformasi ke Panggung Politik dan Aktivisme

Karier politiknya dimulai pada tahun 2013 saat ia memutuskan bergabung dengan Partai Gerindra. Aktif di organisasi sayap partai, TUNAS, kariernya melesat cepat. Pada Pemilu 2014, ia berhasil terpilih sebagai anggota DPR RI dari Dapil Jawa Tengah IV, bertugas di Komisi VIII yang membidangi agama, sosial, dan perlindungan perempuan serta anak.

Sempat tidak lolos pada periode berikutnya, Sara kembali ke Senayan pada Pemilu 2024, kali ini mewakili Dapil DKI Jakarta III.

Puncak karier politiknya di partai ditandai dengan jabatannya sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerindra untuk periode 2020–2025.

Di luar parlemen dan partai, Sara adalah seorang aktivis yang vokal. Ia menjabat sebagai Co-Chair Y20 Indonesia 2022, pendiri Yayasan Parinama Astha (ParTha), dan Ketua Jaringan Nasional Anti Perdagangan Manusia (TPPO). Kepeduliannya pada isu sosial juga tercermin dari perannya sebagai penasihat di Yayasan Peduli Down Syndrome Indonesia (YAPEDSI).

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI