Sharma Oli Tumbang oleh Gen Z, Manmohan Adhikari Tetap di Hati: Membandingkan Warisan Dua PM Nepal

Kamis, 11 September 2025 | 15:32 WIB
Sharma Oli Tumbang oleh Gen Z, Manmohan Adhikari Tetap di Hati: Membandingkan Warisan Dua PM Nepal
PM Nepal 1994-1995, Manmohan Adhikari dan PM Nepal 2025, KP Sharma Oli. (Indian Today)
Baca 10 detik
  • Demo di Nepal membuat PM Nepal, KP Sharma Oli mengundurkan diri
  • Sebelumnya ada PM yang dianggap lebih baik dengan kepeduliannya kepada rakyat
  • Manmohan Adhikari yang datang dengan paham komunis bisa menyejahterakan rakyat namun hanya 9 bulan menjabat PM Nepal

Suara.com - Beberapa waktu lalu, gejolak politik Nepal kembali mencuri perhatian dunia.

Demonstrasi besar-besaran yang diinisiasi oleh generasi muda, atau yang dikenal sebagai Gen Z, mengguncang ibu kota Kathmandu, menuntut diakhirinya korupsi dan tata kelola pemerintahan yang buruk.

Puncaknya, Perdana Menteri KP Sharma Oli terpaksa mengundurkan diri setelah protes yang awalnya dipicu oleh pemblokiran media sosial ini berujung pada kekerasan dan korban jiwa.

Insiden ini membuka kembali perdebatan tentang kualitas kepemimpinan di Nepal.

Lalu, siapakah sosok perdana menteri terbaik Nepal yang bisa menjadi cerminan kontras bagi era KP Sharma Oli?

Era KP Sharma Oli: Ketika Kemarahan Gen Z Meledak

Jabatan PM KP Sharma Oli, terutama dalam periode terakhirnya (2018-2021 dan sempat kembali 2024-2025), diwarnai oleh berbagai kontroversi.

Pemicu utama demonstrasi yang menggulingkannya pada September 2025 adalah langkah pemerintahannya memblokir 26 platform media sosial, termasuk Facebook, X, YouTube, Instagram, dan WhatsApp.

Kebijakan ini, yang diklaim untuk mengatasi misinformasi dan penipuan, justru dianggap sebagai upaya membungkam kebebasan berpendapat dan memicu kemarahan publik, terutama kaum muda yang sangat bergantung pada platform tersebut untuk komunikasi dan berekspresi.

Baca Juga: Krisis Nepal Membara! Parlemen Hangus, Pemerintah Jatuh, Militer Ambil Alih

Di balik pemblokiran medsos, terdapat bara api ketidakpuasan yang lebih dalam.

Tuduhan korupsi, nepotisme yang merajalela, dan gaya hidup mewah para politikus serta "Nepo Kids" mereka menjadi bahan bakar utama protes.

Skandal seperti penipuan visa yang melibatkan kementerian dalam negeri semakin mengikis kepercayaan publik.

Secara ekonomi, meskipun Oli mengklaim adanya pertumbuhan ekspor, Nepal menghadapi tingkat pengangguran kaum muda yang tinggi, mencapai 20-22,7 persen serta kemiskinan ekstrem yang persisten, memaksa jutaan warga mencari pekerjaan di luar negeri.

Proyek-proyek pembangunan pun banyak yang macet atau tidak selesai.

Respon aparat keamanan di bawah kepemimpinan Oli menjadi sorotan tajam.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI