- Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di sejumlah SPBU swasta seperti Shell dan BP-AKR menuai sorotan tajam.
- Mereka khawati terhadap nasib para pekerja di SPBU swasta yang terancam menganggur.
- Kelangkaan BBM ini membuat mereka kecewa karena sudah terbiasa pakai Shell.
“Kecewa karena sudah terbiasa pakai Shell, untuk motor pun lebih enak tarikannya, lebih irit, dibanding punya negara alias Pertamina,” jelasnya.
Ia curiga ada “mafia” di balik kelangkaan ini mengingat habisnya stok secara merata. Meski demikian, Septian mengakui bahwa sebagai rakyat, ia harus mengikuti kebijakan yang ada.

“Tiba-tiba habis rata kan perlu dipertanyakan, pasti ada mafia dibaliknya. Tapi, kita sebagai rakyat ya mau gak mau ikut kebijakan yang ada, walaupun sebenernya memberontak,” ucapnya.
Ia juga mengungkapkan keprihatinannya terhadap nasib para pekerja di SPBU swasta yang terancam menganggur. Langkah yang Septian ambil untuk tetap beraktivitas, Septian terpaksa kembali menggunakan bensin Pertamina.
“Kasihan juga kan tuh para pekerja yang ada di pom swasta, pada nganggur. Langkah untuk tetap beraktifitas sih mau gak mau pakai Pertamina lagi,” katanya.
Kelangkaan bensin di SPBU swasta ini tidak hanya menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat, tetapi juga memunculkan pertanyaan besar mengenai persaingan usaha dan peran pemerintah dalam menjaga ketersediaan pasokan.
Saran Menteri ESDM untuk membeli BBM dari Pertamina, meskipun dimaksudkan sebagai solusi, justru memicu kekhawatiran akan praktik monopoli dan dampak negatifnya terhadap pilihan konsumen serta iklim bisnis.
Reporter: Safelia Putri
Baca Juga: Tangis Perpisahan di SPBU Shell: Kelangkaan BBM Berujung PHK Massal?