-
Kerusuhan di Yalimo dipicu ucapan rasis siswa SMA, 3 tewas, 5 luka-luka, dan 1.152 warga terdampak.
-
Kemensos siapkan bantuan logistik, santunan Rp15 juta untuk korban tewas, Rp5 juta untuk korban luka.
-
Pemerintah bersama masyarakat akan gelar pesta adat pemotongan babi sebagai simbol perdamaian.
Suara.com - Konflik sosial di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan, pecah disebabkan satu kalimat bernada rasis yang diucapkan seorang siswa SMA. Mediasi sekolah gagal, situasi pun meledak jadi kerusuhan dengan sejumlah bangunan seperti kios, rumah warga, mess TNI, hingga asrama Polres Yalimo dibakar massa.
Akibatnya, 1.152 orang jadi korban terdampak. Dari jumlah itu, 652 jiwa yang mayoritas pendatang memilih angkat kaki ke Wamena. Sementara 500 lainnya bertahan dengan mengungsi ke Mapolres Yalimo. Tiga orang tewas, lima lainnya luka-luka.
Menyikapi hal itu, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) langsung bertemu dengan Wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol di Kantor Kemensos, Jakarta Pusat, Senin (22/9).
"Ini ada pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan. Di antaranya adalah menjadi bagian dari penanganan bencana konflik sosial di Distrik Elelim, Kabupaten Yalimo, Provinsi Papua Pengunungan," kata Gus Ipul dalam keterangannya, Selasa (23/9/2025).
Kepada Gus Ipul, Wakil Gubernur Papua Pegunungan Ones Pahabol mengaku sudah terjun langsung ke lapangan dan berdialog dengan tokoh agama serta kepala suku. Dari dialog itu, masyarakat sepakat untuk tidak mengulang kericuhan.
Tapi ada dua permintaan dari masyarakat, yakni bantuan sembako dan pesta adat pemotongan babi sebagai simbol perdamaian atau penyelesaian konflik. Nantinya, pada pesta adat itu akan dilakukan pemotongan babi.
Pelaksanaan pesta adat itu diperkirakan membutuhkan sekitar 80-100 ekor babi dengan kisaran harga Rp20 juta hingga Rp50juta.
"Setelah pesta adat kita nanti akan lakukan semacam simbol prasasti atau pernyataan supaya tanda tangan semua pihak (bahwa) tidak boleh lagi lakukan hal yang sama di kemudian hari," jelas Ones.
Gus Ipul pun mengapresiasi langkah Wagub Papua Pegunungan yang telah bertemu langsung dengan warga dan tokoh masyarakat setempat untuk mencari solusi terbaik. Ia menyebut, Kemensos akan mencoba merumuskan mekanisme bantuan, terutama terkait pesta adat.
Baca Juga: Sambut Putusan MK, Kubu Mariyo: Kemenangan Ini Milik Seluruh Rakyat Papua!
"Kami catat apa yang tadi disampaikan oleh Pak Wagub dalam rangka untuk mengembalikan suasana semakin kondusif, perlu ada bantuan tambahan sembako untuk 1.500 warga dan juga satu lagi adalah perlu adanya semacam pesta adat. Yang ini menjadi simbol kedamaian, simbol untuk menyelesaikan konflik," ujar Gus Ipul.
Lebih lanjut Gus Ipul menyampaikan Kemensos telah menyiapkan bantuan logistik bagi para korban. Rinciannya, yakni selimut dan kasur masing-masing berjumlah 500 lembar; kids ware 200 paket; makanan siap saji 500 paket; makanan anak 304 paket; lauk pauk siap saji 300 paket; sandang bayi 200 paket; serta sandang dewasa 500 paket.
Seluruh logistik kini sudah berada di Wamena, Papua Pegunungan. Namun, bantuan belum bisa didistribusikan ke Distrik Elelim karena terkendala faktor keamanan.
"Mohon ini bisa dikawal langsung oleh Bapak Wagub biar bisa sampai tempat tujuan. Sekarang posisinya sudah berada di Wamena. Mungkin dalam satu, dua hari ini kita mohon bantuan untuk bisa sampai ke tempat tujuan. Kami ada tim yang terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat, termasuk dengan TNI dan Polri, juga dengan Pemkab Yalimo dan pihak-pihak keamanan terkait," jelas Gus Ipul.
Selain bantuan logistik, pemerintah pusat melalui Kemensos juga akan memberikan santunan kepada ahli waris korban meninggal dan korban luka. Santunan bagi korban meninggal sebesar Rp15 juta, sedangkan korban luka sebesar Rp5 juta.
Gus Ipul pun berharap ke depan konflik tidak terulang kembali.