- Program MBG lagi-lagi menjadi sorotan publik karena serentetan kasus keracunan massal di sejumlah daerah.
- Setelah peristiwa di Garut dan Cipongkor, beberapa siswa di SMPN 1 Jonggol, Bogor juga diduga mengalami keracunan usai menyantap menu MBG.
- Kasus ini diklaim sedang diinvestigasi.
Suara.com - Program makan bergizi gratis (MBG) di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto sedang menjadi sorotan publik setelah muncul serentetan kasus keracunan massal siswa di berbagai daerah. Setelah peristiwa di Garut dan Cipongkor, Bandung Barat, kini kasus siswa keracunan juga diduga terjadi di Kabupaten Bogor pada Rabu (24/9/2025) kemarin.
Mengutip laporan Antara, ada empat siswa SMPN 1 Jonggol yang diduga keracunan usai menyantap menu MBG. Mencuatnya kasus itu, Camat Jonggol Andri Rahmat langsung gerak cepat melakukan investigasi terkait pelaksanaan MBG di sekolah tersebut.
Sampel makanan yang dikonsumsi siswa telah dibawa ke laboratorium milik Pemkab Bogor untuk diuji lebih lanjut. Hasil uji laboratorium tersebut akan menentukan ada tidaknya kandungan berbahaya dalam makanan.
Andri menyebut gejala yang dialami empat siswa berupa mual, muntah, dan pusing. Namun hasil pemeriksaan sementara menunjukkan tiga siswa memiliki riwayat kondisi kesehatan lain, sementara satu siswa terindikasi mengalami tifus.
“Keputusannya, setelah investigasi belum bisa dipastikan itu keracunan. Kita menunggu hasil lab dan gejala-gejala yang muncul. Dari informasi orang tua, ada yang sebelumnya sudah sakit atau kelelahan perjalanan jauh,” ujarnya dikutip dari Antara, Kamis (25/9/2025).
Menurutnya dugaan keracunan belum dapat dipastikan karena gejala yang muncul tidak berlangsung cepat setelah konsumsi makanan.
“Keracunan itu ada tenggat waktu inkubasi 2–8 jam. Kalau memang benar keracunan, pasti akan ada laporan tambahan hingga tengah malam, tapi tidak ada, bahkan tiga siswa sudah pulang,” ujarnya.
Adapun menu MBG yang dikonsumsi siswa berbeda setiap hari. Pada hari kejadian, Selasa (23/9) menu terdiri dari nasi, telur balado, dan capcay. Sementara pada Rabu siang, menu MBG berupa nasi dengan lauk ikan berbumbu.
Menurut ahli gizi yang terlibat dalam pemeriksaan, bahan capcay yang dianggap mengandung lendir sebenarnya hanya kuah kental alami dari sayuran. “Mekanisme dapur sudah sesuai standar, sayuran direbus dulu baru kuah dibuat terpisah,” kata Andri.
Baca Juga: Pendemo Hari Tani Nasional di Jakarta Rela Setengah Badan Dicor: Badan Hancur, Suaramu Tak Didengar!
Meski belum ada kepastian terkait dugaan keracunan, lanjut dia, pihak Muspika tetap mengingatkan pengelola dapur MBG agar menjaga higienitas, baik dari bahan, peralatan, maupun pengolahannya.
“Ini sebagai antisipasi agar kejadian serupa tidak terjadi lagi, mengingat makanan disiapkan untuk ribuan siswa,” ujarnya.