- Kurnia Sari mengatakan penyetopan sementara ini merupakan permintaan pihak sekolah.
- Pihak Puskesmas juga sudah memulai penelitian atas kasus ini untuk memastikan penyebabnya adalah keracunan atau bukan.
- Kurnia bersama sejumlah perwakilan pihak sekolah telah dipanggil oleh pihak kepolisian untuk dimintai keterangan.
Suara.com - Penyaluran makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 01 Gedong, Jakarta Timur disetop sementara mulai Rabu (1/10/2025).
Hal ini dilakukan setelah adanya kasus 21 siswa diduga keracunan setelah menyantap MBG.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN 01 Gedong, Kurnia Sari mengatakan penyetopan sementara ini merupakan permintaan pihak sekolah.
"Tidak (ada MBG hari ini). Untuk sementara kami setop," ujar Kurnia kepada wartawan, Rabu (1/9/2025).
Kurnia mengatakan, pihak Puskesmas juga sudah memulai penelitian atas kasus ini untuk memastikan penyebabnya adalah keracunan atau bukan.
"Iya diambil sampel tadi dari pihak Puskesmas. Sample-nya sudah dibawa, berikut juga dengan mutahannya," ungkapnya.
Selain itu, Kurnia bersama sejumlah perwakilan pihak sekolah telah dipanggil oleh pihak kepolisian untuk dimintai keterangan.
"Kebetulan saya tidak menghitung sekitar dua lembar tadi. Dua lembar tadi (pertanyaan)," pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 21 siswa SDN 01 Gedong, Jakarta Timur diduga mengalami keracunan usai menyantap makanan yang disajikan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa (30/9/2025) kemarin.
Baca Juga: 2 Cucu Korban MBG, Mahfud MD Ungkit Data Keracunan Siswa Versi Prabowo: Ini Bukan Persoalan Angka!
Imbasnya, para siswa sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pasar Rebo untuk mendapatkan penanganan medis.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Sekolah SDN 01 Gedong, Kurnia Sari membeberkan kronologi kejadian tersebut. Kurnia mengatakan, awalnya siswa kelas 1,2, dan 3 yang masuk pagi hari menyantap MBG itu usai melaksanakan senam.
"Kebetulan memang pagi, setelah senam, kemudian anak-anak kami tetapkan di lapangan untuk mengonsumsi makanan bergizi gratis seperti itu. Kemudian tidak lama, ya ada indikasi," ujar Kurnia kepada wartawan, Selasa (30/9/2025).
Saat itu, menu yang diterima para siswa antara lain mie goreng, tahu semedang goreng, oseng sawi dengan wortel, telur dadar, dan buah stroberi.
Setelah dicek oleh para guru, memang ada bau tak sedap yang keluar dari sejumlah paket MBG untuk para siswa. Bahkan, ia mengakui adanya lendir tanda makanan basi pada mie goreng.
![Anak-anak korban keracunan MBG sedang dirawat di posko darurat Cipongkor, Jawa Barat pada 26 September 2025. Lebih dari 6400 anak telah jadi korban keracunan MBG di Indonesia. [Antara]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/09/27/99345-keracunan-mbg.jpg)
"Mungkin yang tadi yang sedikit berbau itu. Ada mie goreng juga. Ada telurnya sih sedikit. Ada (berlendir) iya," ucapnya.
Kurnia menyebut sebenarnya makanan itu sudah sempat disantap untuk uji coba oleh beberapa guru. Namun, tak ditemukan adanya tanda makanan yang dalam kondisi tidak baik.
"Iya (dicoba guru). Karena kan memang diberikan sampel. Cuma kan berbeda. Maksudnya kan tidak semua. Tidak semua (makanan dicek)," ungkap Kurnia.
Lebih lanjut, Kurnia menyebut pihaknya tidak bisa menyimpulkan kasus ini sebagai keracunan. Sebab, untuk mencapai kesimpulan itu harus melalui uji coba secara klinis dan medis melalui pihak berwenang.
"Karena belum ada keluar dari statement apapun, dari puskesmas maupun dinas kesehatan, maka pihak sekolah tidak bisa mengatakan bahwa itu adalah keracunan," pungkasnya.