Mengapa Junta Myanmar Jatuhkan Bom ke Festival Bulan Purnama? Tewaskan 40 Warga

Ruth Meliana Suara.Com
Kamis, 09 Oktober 2025 | 14:25 WIB
Mengapa Junta Myanmar Jatuhkan Bom ke Festival Bulan Purnama? Tewaskan 40 Warga
Pemimpin junta Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing saat menghadiri parade militer memperingati 78 tahun angkatan bersenjata Myanmar di Naypyidaw, Myanmar, Senin (27/3/2023). [Dok.Antara]

1. Konflik tidak berkesudahan di wilayah Sagaing

Peristiwa ini terjadi di Desa Bon To, letaknya sekitar 90 kilometer Barat Mandalay. Daerah ini merupakan kota terbesar kedua Myanmar. Sekarang wilayah tersebut sudah dikuasai kelompok perlawanan seperti Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF).

Pasukan sukarelawan kini mengelola administrasi lokal Sagaing, yang merupakan area pusat pertempuran sengit antara tentara Junta dan kelompok anti kudeta.

Adanya perang saudara di Myanmar dipicu tindakan militer yang berani menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari 2021.

Acara Festival Thadingyut bukan sekedar perayaan keagamaan, melainkan bentuk demonstrasi damai, guna menuntut pembebasan tahanan politik.

Sagaing merupakan simbol perlawanan rakyat terhadap Junta, dengan dukungan kelompok PDF yang turut melakukan serangan pada pasukan pemerintah.

2. Bom paramotor

Serangan bom menggunakan paramotor maupun paraglider bermesin bisa jadi masih asing di telinga kita. Namun, hal itu tidak berlaku untuk masyarakat Myanmar.

 Dalam setahun terakhir ini, militer Myanmar menggunakan kendaraan udara kecil untuk membawa mortir dan aneka bahan peledak ke beberapa wilayah seperti Sagaing, Rakhine, Chin.

Baca Juga: Polisi Klaim Ledakan Dahsyat di Gedung Nucleus Farma Tangsel Bukan Bom, Lalu Apa?

Selain itu, paramotor ternyata bisa membawa serta tiga orang beserta amunisi yang dibutuhkan untuk melakukan serangan dahsyat di beberapa wilayah target.

Karena frekuensi serangan sering terjadi, warga setempat sampai hafal suara paraglider bermesin, mirip dengan suara gergaji mesin. Kalau sudah mendengar, mereka otomatis sibuk cari tempat perlindungan paling aman.

Sayangnya, saat malam tragis tersebut, warga cenderung tidak menyadarinya, karena doa dan nyanyian yang berasal dari pengeras suara sangat keras.

3. Respons Organisasi Internasional

Serangan udara menggunakan paramotor bermesin dikecam keras oleh organisasi hak asasi manusia Amnesty International.

Serangan tidak manusiawi tersebut, menurut Amnesty, merupakan suatu sinyal darurat, supaya warga sipil segera mendapat perlindungan.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI