-
Secara normatif pertemuan Jokowi & ABB wajar, namun isi percakapannya patut dipertanyakan.
-
BNPT dan Densus 88 diminta untuk memantau dan mendalami isi pembicaraan kedua tokoh itu.
-
Permintaan ABB agar "bela Islam" perlu diwaspadai jika mengarah ke intoleransi dan radikalisme.
Suara.com - Guru Besar Universitas Indonesia, Prof Adrianus Eliasta Meliala turut mengomentari pertemuan Presiden Indonesia ke-7, Joko Widodo (Jokowi) dengan Abu Bakar Ba'asyir (ABB) di Banjarsari, Solo pada Senin 29 September 2025 lalu.
Menurut Ardianus, secara normatif tidak ada masalah dengan pertemuan Jokowi dan Abu Bakar Ba'asyir, mengingat Presiden sebelum Prabowo Subianto itu sudah jadi masyarakat biasa. Meski demikian ia meminta BNPT dan Densus 88 memantau apa yang dieprcakapkan keduanya.
"Secara normatif sih menurut saya tidak masalah. Dia (Jokowi-red) sudah jadi orang bebas, dia boleh pergi kemanapun dan bertemu dengan siapapun di Indonesia ini," katanya saat ditemui di JW Marriot Hotel, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu 8 Oktober 2025.
Meski demikian, Pria yang menjabat sebagai Ketua Pusat Forensik Terintegrasi UI itu menilai perlu dilakukan beberapa pertimbangan atas pertemuan itu.
"Pertimbangkan beberapa hal, pertama yang ditemuinya Presiden Indonesia ke-7 yang tentu saja jangankan ABB, kita pun kalau bertemu dengan Presiden pasti semua akan bertanya," paparnya.
Menurut Ketua Komisi Etik Penelitian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), percakapan antar keduanya juga harus dipertanyakan.
![Guru Besar Universitas Indonesia, Prof Adrianus Eliasta Meliala mengomentari pertemuan Jokowi dan Abu Bakar Ba'Asyir. [Hairul Alwan/Suara.com]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/10/10/99005-guru-besar-universitas-indonesia-prof-adrianus-eliasta-meliala.jpg)
"Kita harus bertanya apa kepentingan dan yang dipercakapkan. Mengapa demikian karena tentu kita tahu Jokowi selaku mantan Presiden yang tentu saja pola berfikirnya khas negara, dengan aneka macam atribut-atribut politiknya," jelasnya.
Sebagai seorang praktisi negara, Ardianus amat percaya Jokowi dengan beberapa dokumen formil negara, mulai dari Pancasila dan seterusnya. Ia juga menyoroti ABB yang sempat berada di posisi bersebrangan dengan pemerintah bahkan dalam posisi menyerang.
"Maka jika sekarang mereka bertemu pertanyaan gampangnya apa memang ABB sudah sepenuhnya pindah dan percaya," ungkapnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Soroti Pertemuan Jokowi dan Abu Bakar BaHasyir, Sebut Ada Sinyal Tersembunyi
Menurutnya, secara pemberitaan sebetulnya ABB sebagai orang yang sudah menjalani pidana harusnya sudah sepakat dengan beberapa kaidah dasar kebangsaan.
"Semoga itu yang terjadi dalam rangka pertemuan tersebut, Jika tidak maka jadi pertanyaan," ujarnya.
Meski demikian, Ardianus mengaku percaya dengan sosok Presiden asal Solo dan Abu Bakar Ba'asyir tak ada yang bermasalah dengan pertemuan itu.
"Kita tentu percaya dengan integritas dari Bapak Jokowi, kita harapkan hal yang sama juga pada ABB," paparnya.
Ke depan, lanjut Ardianus, hal yang perlu menjadi perhatian pihak-pihak terkait, BNPT, Densus 88 Polri maupun pihak terkait situasi politik untuk selalu mengamatinya.
"Apa yang tadi saya katakan tentu menjadi suatu pertanyaan paling umum semua orang yang menjadi pemerhati politik di Indonesia soal apa yang jadi perbincangan," katanya.