PSI Partai Doyan Gimik, Analis Bongkar Strategi 'Bapak J' Cuma Jualan Nama Jokowi-Kaesang

Rabu, 15 Oktober 2025 | 17:05 WIB
PSI Partai Doyan Gimik, Analis Bongkar Strategi 'Bapak J' Cuma Jualan Nama Jokowi-Kaesang
Jokowi dan putra bugsunya yang juga Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep. (Ist)
Baca 10 detik
  • Analis politik menilai strategi gimik PSI, seperti isu "Bapak J", berakar dari minimnya tokoh politik yang kuat dan kekurangan gagasan substansial yang dimiliki partai
  • PSI dinilai sangat bergantung pada nama besar Presiden Jokowi dan Kaesang Pangarep untuk meningkatkan popularitas
  • Strategi gimik ini diprediksi akan terus digunakan PSI hingga Pemilu 2029 sebagai upaya untuk menghindari pembahasan isu-isu yang lebih substansial dan menutupi kekurangan gagasan

Suara.com - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kembali menjadi sorotan tajam publik dan pengamat politik. Setelah berhasil menempatkan diri sebagai salah satu partai yang paling banyak diperbincangkan di media sosial, strategi politik PSI kini dipertanyakan keabsahannya.

Analis Politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menyoroti strategi politik Partai Solidaritas Indonesia (PSI) yang kerap menyajikan gimik politik, termasuk yang terakhir terkait isu "Bapak J" sebagai Ketua Dewan Pembina.

Fenomena "Bapak J" yang sempat menjadi trending topic dan memicu spekulasi liar di kalangan warganet, dinilai Dedi sebagai puncak dari serangkaian manuver politik yang lebih mengutamakan sensasi ketimbang substansi.

Isu ini, yang sengaja dilemparkan tanpa kejelasan, berhasil menyedot perhatian media dan publik, namun minim menyentuh pembahasan mengenai program kerja atau ideologi partai.

Menurut Dedi, fenomena ini berakar pada minimnya tokoh dan gagasan substansial yang dimiliki PSI. Kritik ini bukan tanpa dasar. Dalam peta politik nasional, PSI memang belum memiliki figur yang secara independen mampu menandingi karisma para elit politik dari partai-partai senior.

Dedi menjelaskan bahwa PSI tidak memiliki tokoh yang dapat disandingkan dengan elit politik partai lain, serta minim gagasan dan program yang mampu menarik perhatian publik. Keterbatasan inilah yang memaksa PSI mengambil jalan pintas, yaitu melalui strategi gimik.

Strategi ini dianggap paling efektif untuk mencapai dua tujuan utama yakni meningkatkan popularitas secara instan dan menciptakan sensasi populis di tengah hiruk pikuk politik.

"Dengan ketidakmampuan menonjolkan tokoh dan ide politik itulah menjadi sebab PSI memilih jalur gimik, selain untuk meningkatkan popularitas, juga menciptakan sensasi populis," ujar Dedi saat dihubungi Suara.com, Rabu (15/10/2025).

Di tengah era digital dan media sosial, strategi gimik memang memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi pemilih muda (18-45 tahun) yang menjadi target utama PSI. Konten yang provokatif, misterius, atau sensasional cenderung lebih cepat viral dibandingkan pembahasan mendalam mengenai kebijakan fiskal atau reformasi birokrasi.

Baca Juga: Bro Ron PSI dan Ahmad Sahroni Bertemu, Sinyal Kejutan 10 November Menguat

Namun, Dedi mengingatkan bahwa popularitas semacam ini rentan dan tidak berkelanjutan jika tidak ditopang oleh fondasi ideologi dan program yang kuat.

Ia menambahkan, selama ini PSI cenderung mengandalkan nama besar Presiden ketujuh RI Jokowi, terutama karena adanya hubungan kekeluargaan dengan Kaesang Pangarep. Masuknya Kaesang, putra bungsu Presiden Jokowi, ke dalam struktur kepemimpinan PSI memang sempat mendongkrak visibilitas partai secara signifikan.

Namun, menurut Dedi, ketergantungan ini menunjukkan bahwa daya tarik PSI masih bersifat eksternal dan belum mampu menciptakan branding politiknya sendiri yang otentik.

"Di luar itu, PSI tidak memiliki apapun yang bisa ditawarkan ke publik," tegasnya.

Ketergantungan pada figur sentral ini menjadi bumerang ketika PSI dituntut untuk menyajikan solusi nyata atas isu-isu krusial. Menurut Dedi, gimik politik semacam ini hanya berfungsi untuk menghindari pembahasan hal-hal yang lebih substansial.

Dengan terus-menerus menciptakan isu sampingan, PSI berhasil mengalihkan fokus publik dari kekurangan internalnya, baik dari sisi gagasan maupun rekam jejak politik yang belum matang.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI