- Menag bertolak ke Vatikan, Roma, untuk menghadiri Pertemuan Internasional untuk Perdamaian yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant' Egidio.
- Menag akan menyampaikan refleksi mengenai visi dan warisan Paus Fransiskus dalam membangun semangat kemanusiaan lintas agama.
- Menag setibanya di Vatikan langsung menghadiri undangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Takhta Suci.
Suara.com - Menteri Agama Nasaruddin Umar bertolak ke Vatikan, Roma, untuk menghadiri Pertemuan Internasional untuk Perdamaian yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant' Egidio. Dalam forum tersebut, Menag akan menyampaikan refleksi mengenai visi dan warisan Paus Fransiskus dalam membangun semangat kemanusiaan lintas agama.
"Kunjungan saya ke Roma dan Vatikan adalah untuk berbicara mengenai visi Paus Fransiskus pada Pertemuan Internasional untuk Perdamaian," kata Nasaruddin dalam keterangannya dari Vatikan, Minggu (26/10/2025).
Setelah berangkat dari Jakarta pada Sabtu (25/10), Menag setibanya di Vatikan langsung menghadiri undangan dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) untuk Takhta Suci. Ia bertemu dengan ratusan diaspora Indonesia yang tinggal di Vatikan dan Italia.
![Menteri Agama Nasaruddin Umar bertolak ke Vatikan, Roma, untuk menghadiri Pertemuan Internasional untuk Perdamaian yang diselenggarakan oleh Komunitas Sant' Egidio, Minggu (26/10/2025). [Dok. Kemenag]](https://media.suara.com/pictures/original/2025/10/26/45939-menteri-agama-nasaruddin-umar.jpg)
Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Takhta Suci Michael Trias Kuncahyono, perwakilan diplomatik dari negara sahabat, serta para imam dan biarawati asal Indonesia.
Dalam kesempatan itu, Nasaruddin yang juga menjabat sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, mengenang kembali momen bersejarah saat Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia pada September 2024. Saat itu, keduanya menandatangani Deklarasi Istiqlal, sebuah komitmen bersama untuk memperkuat kemanusiaan, dialog lintas iman, dan perlindungan lingkungan.
"Saya memiliki pertemuan yang sangat berkesan dengan beliau saat kami menandatangani Deklarasi Istiqlal. Semangat kemanusiaan—bahwa kemanusiaan hanya memiliki satu warna—tetap hidup dan terus kami gaungkan," tuturnya.
Ia menegaskan bahwa semangat keberagaman yang dijunjung tinggi oleh Paus Fransiskus sangat sejalan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang tercermin dalam semboyan Bhinneka Tunggal Ika.