- Eneng mengakhiri hidupnya dengan cara tragis, tergantung menggunakan kain sarung di tiang pintu kamar.
- Keluarga berharap agar kasus ini diusut tuntas.
- Bagian paling menyayat hati adalah ketika Eneng mengungkapkan betapa perihnya menerima perlakuan teman-temannya.
"Dari surat itu keluarga menyimpulkan dugaan bully yang dialami korban, hingga almarhumah bertindak nekat," ucap RS.
Keluarga berharap agar kasus ini diusut tuntas.
"Walaupun masih dugaan, kami berharap informasi ini diselidiki pihak hukum untuk menjelaskan fakta. Kalau memang benar terjadi bully, harus ada penanganan hukum. Kita tidak ingin kasus ini berulang lagi dan lagi," tegas RS.
Meski demikian, keluarga korban menolak jenazah diautopsi dan telah menerima kepergian Eneng sebagai takdir. Jenazah almarhumah telah dimakamkan pada Rabu pagi di pemakaman umum terdekat.
Eneng, yang lahir di Sukabumi pada 8 Juni 2011, adalah putri dari pasangan Ed dan I.
Ia ditemukan tak bernyawa pada Selasa malam sekitar pukul 23.15 WIB oleh sang nenek yang hendak berwudhu. Selama ini, Eneng tinggal bersama ibu dan neneknya, sementara ayah dan kakaknya merantau.
"Bapaknya merantau kerja di Kalimantan, kakaknya juga kerja di luar Sukabumi. Korban selama ini tinggal bersama ibu dan neneknya, mereka membuka warung kecil-kecilan di sini," pungkas RS.
Kejadian ini segera dilaporkan kepada aparat desa dan kepolisian. Petugas gabungan dari Camat Cikembar, Satpol PP, Polsek, Babinsa/Koramil, Pemerintah Desa Bojong, serta tim Puskesmas Cikembar langsung mendatangi lokasi untuk melakukan asesmen dan koordinasi.
Catatan Redaksi:
Baca Juga: Minta Maaf Sambil Bersimpuh, Komika Hari Otong Bikin Ibunda Badru Menangis!
Hidup seringkali sangat sulit dan membuat stres, tetapi kematian tidak pernah menjadi jawabannya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit dan berkecederungan bunuh diri, sila hubungi dokter kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah sakit terdekat.