- Ribka Tjiptaning, politisi PDIP, dilaporkan ke Bareskrim Polri atas dugaan pencemaran nama baik setelah menyebut Soeharto "pembunuh jutaan rakyat" sebagai protes atas penganugerahan gelar Pahlawan Nasional
- Rekam jejak Ribka Tjiptaning dipenuhi dengan sikap kritis dan kontroversial, mulai dari menolak vaksin Covid-19 hingga sanksi etik di DPR terkait RUU Kesehatan
- Sebelum menjadi politisi senior, Ribka adalah seorang dokter lulusan UKI dan penulis buku fenomenal "Aku Bangga Jadi Anak PKI" yang mengangkat isu sensitif di Indonesia
Salah satu kontroversi yang pernah menjeratnya adalah saat Badan Kehormatan DPR RI memberinya sanksi terkait dugaan pelanggaran etika.
Kasus ini mencuat karena hilangnya Ayat (2) Pasal 113 yang mengatur zat adiktif tembakau dalam Rancangan Undang-Undang Kesehatan.
Namanya kembali menjadi perbincangan hangat di awal masa pandemi saat ia secara terbuka menolak vaksinasi Covid-19. Sikapnya ini didasari oleh alasan kehati-hatian serta kekhawatiran atas transparansi dan distribusi vaksin saat itu.
Namun, kontroversi terbesarnya mungkin datang dari karya tulisnya. Ribka adalah penulis buku berjudul “Aku Bangga Jadi Anak PKI”.
Buku itu menuai perdebatan luas di seluruh negeri karena keberaniannya mengangkat topik yang hingga kini masih dianggap sangat sensitif dalam sejarah politik Indonesia.