- Pohon tumbang di Sisingamangaraja pada Kamis (20/11/2025) melumpuhkan operasional MRT dan TransJakarta di Jakarta.
- Fraksi PSI DPRD DKI mendesak Pemprov DKI Jakarta melakukan identifikasi pohon rawan tumbang secara preventif.
- Anggota DPRD menolak dalih area privat, menuntut mitigasi Pemprov melalui himbauan kepada pemilik lahan terkait potensi bahaya.
Suara.com - Jakarta kembali dibuat semrawut setelah insiden pohon tumbang di kawasan Sisingamangaraja melumpuhkan operasional MRT Jakarta hingga TransJakarta pada Kamis (20/11/2025).
Kejadian ini langsung memantik reaksi keras dari Fraksi PSI di DPRD DKI Jakarta yang menyoroti lambannya kinerja pemerintah provinsi.
Anggota Komisi B DPRD DKI dari Fraksi PSI, Francine Widjojo, menyayangkan dampak luas dari insiden yang lagi-lagi mengorbankan kenyamanan pengguna transportasi publik.
Menurutnya, ini bukan kejadian pertama dan seharusnya menjadi alarm keras bagi Dinas Pertamanan dan Hutan Kota untuk bekerja lebih serius.
Francine mendesak Pemprov DKI untuk berhenti bersikap reaktif dan mulai melakukan langkah preventif yang nyata. Ia menuntut adanya identifikasi menyeluruh terhadap pohon-pohon yang sudah tua dan berisiko di seluruh ibu kota.
"Harusnya Pemprov DKI Jakarta bergerak cepat, langsung mengidentifikasi pohon-pohon mana yang sudah mulai lapuk, rawan tumbang, itu harus segera dilakukan langkah-langkah apa, termasuk bila diperlukan langkah peremajaan," ujarnya.
Kritik semakin tajam ketika pihak dinas terkait disebut berdalih bahwa pohon yang tumbang hari ini berada di area privat.
Bagi Francine, alasan tersebut tidak bisa diterima, terutama jika pohon itu berpotensi membahayakan keselamatan publik di jalan protokol yang padat.
Menurutnya, pemerintah tetap memiliki tanggung jawab untuk mitigasi, setidaknya dalam bentuk peringatan kepada pemilik lahan.
Baca Juga: Drama Pohon Tumbang Usai, MRT Jakarta Kembali Normal Jelang Jam Pulang Kantor
"Dalam hal ini, harusnya bisa dilakukan himbauan," kata Francine.
Ia pun secara terbuka mengirim pesan kepada pimpinan tertinggi di Balai Kota agar insiden serupa tidak menjadi agenda rutin setiap kali cuaca ekstrem melanda Jakarta.
Francine berharap ada instruksi tegas agar jajaran di bawahnya tidak lagi lalai dan menunggu adanya korban jiwa.
"Tolong Pak Gubernur, lebih serius lagi, lebih gercep lagi, supaya yang di bawahnya juga gerak cepat dan jangan sampai ada korban jiwa lagi," pungkasnya.