- Presiden Prabowo Subianto menolak menaikkan status bencana banjir Sumatra menjadi darurat nasional saat kunjungan di Tapanuli Tengah (1/12/2025).
- BNPB mencatat 442 korban jiwa per 30 November 2025, namun bencana masih dikategorikan bencana daerah provinsi.
- Pemerintah menilai situasi belum memenuhi kriteria penetapan bencana nasional seperti skala korban dan kerugian.
Suara.com - Presiden Prabowo Subianto masih enggan menaikkan status bencana banjir dan longsor yang melanda Pulau Sumatra menjadi status darurat bencana nasional.
Hal ini ditegaskan Presiden saat meninjau langsung lokasi bencana di Tapanuli Tengah, Sumatra Utara, pada Senin (1/12/2025).
Keputusan ini diambil di tengah lonjakan data korban jiwa yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Per 30 November 2025 malam, tercatat sudah ada 442 orang tewas akibat bencana di Sumatra, sementara 402 orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Sebelumnya, Presiden Prabowo juga telah menyatakan akan terus memonitor perkembangan situasi di daerah terdampak sebelum mengambil keputusan mengenai status bencana.
"Iya kami terus monitor. Kami kirim bantuan terus. Nanti kami menilai kondisinya," kata Prabowo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (28/11/2025).
Kepala BNPB, Letnan Jenderal TNI Suharyanto, menjelaskan bahwa pemerintah belum menetapkan bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatra Utara, hingga Sumatra Barat sebagai bencana nasional karena situasi tersebut masih masuk kategori bencana daerah tingkat provinsi.
Suharyanto mengklaim bahwa meskipun informasi yang tersebar di media sosial menimbulkan kesan krisis yang mencekam, terutama ketika peristiwa warga terisolasi dan jaringan komunikasi terputus dilaporkan,kondisi di lapangan kini sudah membaik.
Suharyanto juga membandingkan situasi ini dengan penetapan status bencana nasional sebelumnya.
“Status bencana nasional yang pernah ditetapkan oleh Indonesia itu kan Covid-19 dan Tsunami Aceh 2004,” ucapnya.
Baca Juga: Tinjau Langsung Kondisi Terdampak Bencana, Prabowo Bertolak ke Sumatra Pagi Ini
Sementara, sejumlah bencana besar lainnya seperti Gempa Palu, Gempa Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Gempa Cianjur tidak ditetapkan sebagai bencana nasional.
Menurut Suharyanto, penetapan status bencana nasional melalui berbagai pertimbangan, salah satunya dari skala korban dan kerugian. Ia menilai situasi bencana di Sumatra saat ini belum mencapai ambang penetapan status tersebut.
Meskipun mengakui kesan mencekam di media sosial, Suharyanto memastikan bahwa situasi di banyak wilayah sudah lebih terkendali ketika hujan sudah berhenti dan tim gabungan bergerak cepat.
Dalam kunjungannya di Tapanuli Tengah, Presiden Prabowo juga mengaku bersyukur setelah cuaca buruk yang menimpa kawasan Sumatra telah berlalu. I
a menekankan pentingnya pemerintah untuk bersiap menghadapi perubahan iklim ekstrem di masa depan, guna mencegah terulangnya bencana serupa di daerah lain.
Selain Tapanuli Tengah, Presiden Prabowo juga menyatakan akan mengunjungi lokasi bencana lain, yakni Aceh dan Medan, untuk memastikan penanganan darurat dan distribusi bantuan berjalan optimal.