- Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, mengusulkan pembentukan koalisi permanen antarpartai pendukung pemerintah pada 6 Desember 2025 di Jakarta.
- Usulan ini bertujuan menciptakan fondasi politik stabil, menghindari koalisi yang bersifat sementara, serta menuntut loyalitas bersama.
- Bahlil juga mengapresiasi capaian pemerintah satu tahun, terutama program makanan bergizi dan optimisme target lifting energi 2025.
Suara.com - Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, melontarkan gagasan strategis mengenai pentingnya pembentukan "koalisi permanen" antarpartai pendukung pemerintah.
Usulan tersebut disampaikan Bahlil dalam pidato politiknya pada acara Puncak HUT Partai Golkar ke-61 yang digelar di Jakarta, Jumat (6/12/2025).
Ia menekankan bahwa pemerintahan yang sukses membutuhkan fondasi politik yang stabil dan tidak mudah goyah oleh dinamika sesaat.
Ia menyarankan agar pola dukungan terhadap pemerintah tidak lagi bersifat transaksional atau sementara.
“Namun, Partai Golkar berpandangan bahwa pemerintahan yang kuat butuh stabilitas. Lewat mimbar terhormat ini, izinkan kami menyampaikan saran, perlu dibuatkan koalisi permanen,” ujar Bahlil.
Ia mengkritik gaya berpolitik yang tidak konsisten, di mana dukungan partai kerap berubah-ubah tergantung situasi yang menguntungkan.
Bahlil mengingatkan pentingnya prinsip yang kuat dalam membangun kerangka kerja sama politik.
“Jangan koalisi on off on off, jangan koalisi in out, jangan koalisi di sana senang, di sini senang, di mana-mana hati ku senang. Sudah harus kita memiliki prinsip yang kuat untuk meletakan kerangka koalisi yang benar,” katanya.
Bahlil juga menekankan pentingnya loyalitas dan kebersamaan, baik dalam situasi sulit maupun senang.
Baca Juga: Minta Pilkada Lewat DPRD, Bahlil di Depan Prabowo-Puan: Usul Bahas RUU Politik Hingga Sentil MK
Ia menggunakan istilah "gentlemen" untuk menggambarkan komitmen yang diharapkan dari partai-partai koalisi.
“Kalau mau menderita bareng-bareng, kalau mau senang, senang bareng-bareng. Ini butuh gentlemen yang kuat,” ucapnya.
Menutup poin tersebut, Bahlil menggunakan pepatah khas Papua untuk menyindir perilaku politik yang tidak selaras antara ucapan dan tindakan.
“Jangan orang Papua bilang tulis lain, baca lain, bikin lain," katanya.
Selain menyinggung soal koalisi, Bahlil juga merefleksikan satu tahun kepemimpinan Presiden.
Ia memuji eksekusi berbagai program pro-rakyat, salah satunya program Makanan Bergizi yang dinilainya sangat vital.
“Tidak terasa sudah setahun Bapak Presiden memimpin negara ini. Sudah banyak program yang sudah tereksekusi maupun yang akan dieksekusi. Program pro-rakyat di antaranya makanan bergizi,” kata Bahlil.

Ia bahkan berbagi pengalaman pribadinya untuk membantah pihak-pihak yang meremehkan program tersebut.
“Banyak yang mengatakan makanan bergizi tidak penting. Tapi bagi orang susah seperti saya yang pernah busung lapar, ini program sangat mulia dan harus dilanjutkan untuk seluruh pelosok tanah air," ujarnya.
Bahlil juga menyinggung capaian di sektor energi, di mana ia optimistis target lifting minyak akan tercapai pada 2025, mematahkan tren negatif sejak 2008.
“Menyangkut energi sejak 2008-2024 belum pernah lifting kita mencapai target APBN. Di 2025 Insya Allah Partai Golkar dengan bapak Presiden akan mewujudkan lifting kita akan melebihi target APBN. Bahkan Solar di tahun 2026 tidak akan impor lagi,” pungkasnya.