Jelang Nataru 2025, Organda Soroti Jalan Rusak hingga Solar Langka

Senin, 08 Desember 2025 | 12:10 WIB
Jelang Nataru 2025, Organda Soroti Jalan Rusak hingga Solar Langka
Ilustrasi arus libur Nataru. (Foto. Istimewa)
Baca 10 detik
  • Proyek perbaikan jalan tol dan non-tol yang belum selesai mengancam kelancaran mobilitas masyarakat menjelang Nataru.
  • Aksi pelemparan batu oleh oknum di jalur non-tol tertentu membahayakan keselamatan penumpang dan pengemudi bus.
  • Kelangkaan solar subsidi berulang di berbagai provinsi diperparah masalah pemblokiran barcode MyPertamina yang tak wajar.

Suara.com - Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) terhitung 15 hari lagi. Namun sejumlah persoalan krusial dinilai Organda masih berpotensi mengganggu kelancaran mobilitas masyarakat.

Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal DPP Organda, Kurnia Lesani Adnan, menegaskan bahwa situasi di lapangan belum kondusif, mulai dari proyek perbaikan jalan yang belum rampung, keamanan jalur non-tol, hingga kelangkaan solar yang kembali berulang.

Kurnia menyebut kondisi infrastruktur menjadi perhatian utama. Ia menegaskan bahwa hingga H-15, masih banyak titik perbaikan di ruas tol maupun non-tol yang belum selesai.

“Sepanjang Tol Trans Jawa saja masih ada beberapa titik dalam proses pengerjaan. Beberapa waktu lalu sempat terjadi kecelakaan beruntun di Tol Cipali KM 72 karena arus menyempit,” ujar Kurnia dalam keterangannya, Senin (8/12/2025).

Situasi serupa terjadi di ruas Tol Trans Sumatera. Sementara di jalur non-tol, rehabilitasi Jembatan Way Pinatu di KM 169+890 Lintas Barat Sumatera belum selesai, padahal Desember 2025 diprediksi memiliki intensitas hujan yang tinggi.

“Cuaca dan konstruksi yang belum rampung ini harus kita antisipasi bersama kalau ingin arus Nataru aman dan nyaman,” katanya.

Selain itu, jalur Lintas Barat juga dipenuhi titik tanjakan curam yang rawan licin akibat tumpahan minyak CPO dari truk tangki. Tak hanya soal infrastruktur, aspek keamanan pengguna jalan juga menjadi sorotan serius. Lesani mengungkap masih maraknya aksi pelemparan batu oleh oknum tak bertanggung jawab di sejumlah daerah.

“Banyak titik jalan non-tol yang berpotensi terjadi pelemparan batu. Penumpang bus dan sopir menjadi korban, tapi kejadiannya berulang,” ujarnya.

Beberapa titik rawan yang disebut antara lain, jalur Lintas Situbondo (Jatim), jalur Wonorejo, Lumajang (Jatim), jalan Lintas Karang Anyar Kebumen (Jateng), lintas Andalas Sumatera, dan lintas Timur Riau–Sumut.

Baca Juga: Kemenhub Larang Operasional Truk di Jalan Tol Selama Nataru, Catat Tanggalnya

Organda menyebut kondisi ini sangat membahayakan dan menimbulkan ketakutan bagi operator maupun penumpang.

Kelangkaan Solar Berulang, Barcode MyPertamina Bermasalah

Masalah yang tak pernah selesai juga setiap akhir tahun kembali muncul, yakni kelangkaan solar subsidi di SPBU.

“SPBU banyak yang kehabisan stok solar. Namun anehnya, solar eceran di pinggir jalan tetap tersedia. Ini fenomena yang sampai hari ini tidak punya jawaban,” ujar Kurnia.

Menurutnya, kelangkaan terjadi di berbagai provinsi, mulai dari Bengkulu, Jambi, Sumbar, Riau, Sumut, Lampung, hingga SPBU di sepanjang Tol Trans Sumatera dan Tol Trans Jawa. Persoalan makin keruh karena barcode MyPertamina milik pengemudi kerap terblokir tanpa alasan jelas.

“Barcode tiba-tiba terblokir. Lapor ke 135 atau website, prosesnya tidak wajar. Sudah berulang kali diurus tapi tidak kunjung selesai. Namun ada oknum SPBU yang bisa membantu membuka blokir dengan membayar,” katanya.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI