- Video percekcokan di Transjakarta pada Sabtu (20/12/2025) viral akibat permintaan kursi yang berakhir makian.
- Transjakarta meminta maaf atas insiden tersebut dan menggarisbawahi pentingnya saling menghargai selama perjalanan.
- Pakar menyoroti kepadatan penumpang dan masalah budaya menjadi penyebab utama sering terjadinya ketegangan di bus.
Meski secara aturan penumpang muda tersebut duduk di kursi umum (bukan kursi prioritas), pandangan dari para ahli ternyata cukup beragam.
Pengamat transportasi Djoko Setijowarno memberikan catatan dari sudut pandang hak lansia. "Itu sudah ada haknya para lansia kan," ujarnya singkat kepada Suara.com, Selasa (23/12/2025).

Senada dengan hal itu, Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo, menilai bahwa secara moral, memberikan kursi kepada yang lebih tua adalah langkah yang lebih bijak.
"Menurut saya secara attitude, secara moral gitu ya, saya juga kebetulan pernah mengalami kayak gitu, ya mau nggak mau kita berikan," jelas Rio di kompleks DPRD DKI Jakarta.
Namun, Rio juga memberikan catatan kritis terhadap reaksi sang ibu yang dianggap terlalu berlebihan.
"Kan sudah disampaikan juga secara baik-baik, bahwa memang kondisinya sedang tidak fit," tuturnya, menyoroti pentingnya komunikasi dua arah yang kepala dingin.
Mengapa Pengguna Transportasi Umum Mudah "Sumbu Pendek"?
Fenomena "marah-marah" di transportasi umum bukan tanpa alasan. Pakar menilai kondisi overcrowding atau kepadatan penumpang menjadi pemicu utama.
Hilangnya ruang personal di bus yang sesak kata dia, secara alami memicu respons defensif manusia.
Baca Juga: Truk Kontainer Mogok di Tanjung Duren, Sejumlah Rute Transjakarta Pagi Ini Terlambat
Faktor kelelahan fisik setelah bekerja dan ketidakpastian jadwal perjalanan juga memperparah kondisi psikologis penumpang. Hal ini diamini oleh Selma, salah satu pengguna setia Transjakarta.
"Jadi sulit ngira-ngira waktu perjalanan kan," keluh Selma, pengguna Transjakarta kepada Suara.com.
Di sisi lain, Dwi Rio Sambodo melihat hal ini sebagai masalah budaya yang belum tuntas.
"Di banyak negara-negara kota-kota besar lainnya gitu ya, yang kayak gini sih sebetulnya sudah tidak perlu di-blocking gitu kan," kata Dwi Rio.
Langkah ke Depan: Edukasi Lebih Masif
Sebagai solusi jangka panjang, manajemen Transjakarta berjanji akan memperkuat edukasi mengenai penggunaan kursi prioritas dan kursi umum. Petugas di lapangan akan diinstruksikan untuk lebih proaktif memediasi potensi konflik antar-pelanggan.