Suara.com - Pada pagi hari tanggal 6 Agustus 1945, Michiko ketiduran.
"Saya ingat pada saat itu saya berpikir, Saya bisa berangkat kerja tepat waktu jika saya naik kereta jadwal berikutnya, tapi saya mungkin masih bisa mengejar kereta jadwal saya biasanya jika saya lari ke stasiun," tulisnya, beberapa tahun kemudian ketika menuturkan kisahnya pada hari naas itu.
"Saya lari ke stasiun Yokogawa, dan saya naik kereta saya biasanya dengan tepat waktu."
Upaya Michiko untuk lari telah menyelamatkan nyawanya. Itu artinya dia aman berada di dalam tempat kerjanya, ketika kota tempat dia tinggal - Hiroshima - dihantam bom nuklir pertama yang pernah digunakan dalam perang.
"Jika saya ketinggalan kereta saya biasanya, saya akan mati di suatu tempat antara stasiun Yokogawa dan stasiun Hiroshima," tuturnya.
Michiko Yoshitsuka, 14 tahun, adalah pelajar di sekolah khusus perempuan di jantung kota Hiroshima. Tapi ketika kota itu mendaftarkan anak-anak sekolah demi kepentingan perang, dia mulai bekerja di pabrik Toyo Kogyo, yang berjarak 8 km dari pusat kota, membuat senjata untuk Tentara Kekaisaran Jepang.
Jika dia ketiduran hari itu, itu adalah karena kelelahan, bukan karena malas.
Dia menghabiskan waktu berjam-jam di pabrik.
Perang telah menyebabkan kurangnya pasokan makanan dalam jumlah besar, dia pun mengalami kelaparan dan malam sebelumnya - seperti malam-malam sebelumnya - pesawat pembom Amerika Serikat terbang di atas Hiroshima, memicu sirene serangan udara.
Baca Juga: Jepang Peringati Tragedi Hiroshima yang ke-75 Tahun
Sirene yang nyaring berbunyi sekitar pukul tujuh pagi.
Tetapi tidak seorang pun di luar Proyek Manhattan - kelompok penelitian pemerintah AS yang mengembangkan bom atom - dapat meramalkan kehancuran yang akan datang.
Pesawat Enola Gay telah terbang dari pangkalan AS di Tinian, di Kepulauan Mariana, ke Hiroshima beberapa jam sebelumnya.
Pada pukul 8.15 pagi pesawat itu menjatuhkan bom yang oleh orang Amerika dijuluki "Little Boy", melenyapkan kota.
Diperkirakan 140.000 orang meninggal di Hiroshima, baik segera atau setelah beberapa bulan mendatang.
Michiko selamat, berkat Hijiyama, bukit tinggi antara pabriknya dan pusat kota.