Pertumbuhan juga dapat dilihat dari jumlah Net Service Asset (NSA) yang dikelola FIF pada 2023, mencapai Rp 40,3 triliun. Angka ini mengalami pertumbuhan sebesar 11,6 persen secara yoy dibandingkan dengan 2022 yang mencapai Rp 36,1 triliun.
Melihat tingkat kesehatan perusahaan, Non-Performing Finance (NPF) FIF pada 2023 mencapai 0,98 persen.
Berdasarkan penetapan yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai NPF yang berhasil dicapai itu menempatkan FIF dalam klasifikasi sebagai perusahaan pembiayaan yang sangat sehat.
"Tahun 2024 akan membawa berbagai tantangan. Namun, kami tetap berpegang teguh pada upaya untuk mengoptimalkan setiap peluang yang ada, serta terus mendorong inovasi dan integritas dalam memberikan layanan pembiayaan untuk kesejahteraan masyarakat," tandas Margono Tanuwijaya.
“Kami mengedepankan pertumbuhan yang dibarengi dengan inovasi dan kreativitas dalam menyajikan solusi pembiayaan pilihan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia,” lanjutnya.
“Tidak hanya mencatatkan pertumbuhan kinerja yang baik, kami akan tetap berkomitmen pada pertumbuhan yang berkelanjutan," demikian pungkas Margono Tanuwijaya.