Suara.com - Bayangkan sebuah kota metropolitan tanpa deru mesin bensin dan kepulan asap knalpot. Seperti apa? New Delhi, salah satu kota di India, berani mewujudkan mimpi ini.
Dalam langkah mengejutkan yang menggemparkan dunia otomotif, ibu kota India ini mengumumkan kebijakan tegas dimana kendaraan bermotor konvensional alias berbahan bakar BBM dilarang dijual.
Dilansir dari Cartoq, kebijakan ini akan berlaku di tahun 2026. Mulai Agustus 2026, ucapkan selamat tinggal pada motor bensin baru di jalanan Delhi.
Bahkan lebih cepat lagi, kendaraan roda tiga konvensional akan lebih dulu "pensiun" pada 2025. Sungguh berani langkah yang diambil oleh pemerintah New Delhi ini.
Tapi tunggu dulu, Delhi tidak main-main. Mereka sudah menyiapkan "karpet merah" untuk era kendaraan listrik dengan rencana pembangunan 13.200 stasiun pengisian daya yang akan menyebar bagai jamur di musim hujan.
Setiap sudut kota, dari mal hingga perkantoran, akan dilengkapi charging station.
![Pemilik kendaraan melakukan pengisian daya kendaraan listrik di SKPLU, Jakarta, Kamis (9/1/2025). [Suara.com/Alfian Winanto]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/01/09/34154-spklu-ilustrasi-spklu-stasiun-pengisian-kendaraan-listrik-umum.jpg)
Khawatir soal harga? Jangan dulu. Pemerintah Delhi siap mengulurkan tangan dengan berbagai insentif menggiurkan.
Mereka ingin memastikan bahwa revolusi hijau ini bisa dinikmati semua lapisan masyarakat, bukan hanya kaum berada.
Yang lebih keren lagi, transportasi publik Delhi sedang menjalani make-over total. 3.000 bus listrik akan segera mengaspal di jalanan Delhi. Bahkan truk sampah pun tidak ketinggalan - mereka harus "go electric" pada 2027.
Baca Juga: Satgas Ramadan dan Idulfitri Pertamina 2025 Jamin Stok Energi di Jalur Mudik
Untuk para pemilik kendaraan roda tiga berbahan bakar CNG berusia lebih dari 10 tahun, ada dua pilihan: ganti baru dengan versi listrik atau "sulap" mesin lama menjadi sistem elektrik. Tidak ada perpanjangan izin untuk kendaraan CNG, ini semua tentang elektrifikasi.
Meskipun kebijakan ini terkesan radikal, namun hal ini menunjukkan kepemimpinan yang visioner dalam menghadapi tantangan lingkungan global.
Keberhasilan implementasi kebijakan ini di Delhi dapat menjadi model bagi kota-kota besar lainnya di seluruh dunia yang juga menghadapi masalah serupa.
Transisi menuju mobilitas listrik bukan hanya tentang pengurangan polusi, tetapi juga merupakan langkah strategis menuju masa depan transportasi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Delhi, kota yang terkenal dengan polusi udaranya yang mencekik, akhirnya mengambil langkah berani ini.

Delhi bertekad mengubah wajahnya dari kota berselimut asap mengepul menjadi pionir mobilitas hijau di Asia.