Suara.com - Produsen otomotif China mulai meninggalkan istilah autonomous driving atau mengemudi otonom seiring sejumlah kecelakaan yang disebabkan oleh teknologi tersebut.
Para tenaga penjual di diler mobil kini lebih sering menyebut fitur otonom sebagai fitur "asisten mengemudi level 2" sambil menekankan bahwa pengemudi tetap harus selalu waspada.
Melansir Carnewschina, sejumlah merek mobil China kini mulai mengurangi strategi pemasaran yang mengklaim kecanggihan fitur mengemudi otonom.
Alhasil sejumlah merek mobil asal China saat ini lebih menonjolkan kenyamanan berkendara, ruang interior, hingga sistem hiburan.
Langkah tersebut sejalan dengan regulasi baru yang dikeluarkan oleh China’s Ministry of Industry and Information Technology (MIIT) pada 16 April 2025. MIIT secara tegas melarang klaim menyesatkan terkait teknologi mengemudi otonom dan mewajibkan pabrikan untuk menjelaskan risiko dari sistem itu.
Aturan ini diperketat setelah insiden kecelakaan maut pada 29 Maret lalu yang menewaskan tiga pelajar yang menggunakan fitur “Navigation on Autopilot” pada mobil Xiaomi SU7. Data menunjukkan tabrakan terjadi dalam kecepatan 97 km/jam meski sistem telah memberikan peringatan kepada pengemudi.
Akibat insiden tersebut, Xiaomi segera menyesuaikan deskripsi produknya. Pada laman pemesanan SU7, istilah mengemudi otonom dihapus dan digantikan dengan mengemudi asistif.
Selain itu, sistem Xiaomi Pilot Pro kini juga diberi nama baru yaitu “Xiaomi Assisted Driving Pro”. Sementara, sistem HAD (Hyper Assisted Driving) diganti menjadi “end-to-end assisted driving”.
Produsen mobil lain mengambil langkah serupa. Istilah fitur otonom perlahan hilang dari materi iklan maupun brosur. Merek-merek seperti NIO, XPeng, Li Auto kini lebih menekankan bahwa sistem ADAS (Advanced Driver Assistance Systems) mereka diklasifikasikan sebagai Level 2 dan tetap memerlukan pengawasan penuh dari pengemudi.
Baca Juga: 5 Pilihan Mobil China Paling Irit BBM, Ada yang Tembus 100 Km per 2 Liter
Beberapa perusahaan bahkan memperkenalkan produk asuransi tambahan seperti “ADAS insurance” milik XPeng, untuk mencegah risiko dari penggunaan fitur asistif.
Sementara Huawei, meskipun masih mempromosikan fitur ADS di SUV Aito M9 miliknya, kini memberikan penjelasan yang lebih menyeluruh bahwa sistem hanya berfungsi sebagai pendukung pengemudi.
Dalam ajang Shanghai Auto Show 2025, sejumlah eksekutif perusahaan mengakui pentingnya memberikan informasi yang lebih akurat kepada publik. Yu Chengdong dari Huawei menegaskan bahwa pengemudi tetap harus terlibat aktif saat berkendara.
Sementara He Xiaopeng dari XPeng menyatakan bahwa pihaknya telah berhenti menggunakan istilah mengemudi otonom dan menggantinya dengan mengemudi asistif cerdas. Pimpinan Changan dan GAC juga menegaskan bahwa semua sistem mereka masih berada dalam klasifikasi Level 2.
Pergeseran istilah “Autonomous” yang ambigu ini menandai babak baru yang lebih teratur bagi teknologi bantuan berkendara. Para produsen kini dituntut untuk menyampaikan informasi secara transparan.