Bukan Cuma BYD, Ini 'Tsunami' Mobil Listrik Murah Gelombang Kedua dari China

Sabtu, 23 Agustus 2025 | 19:29 WIB
Bukan Cuma BYD, Ini 'Tsunami' Mobil Listrik Murah Gelombang Kedua dari China
Mobil listrik China vs LCGC pabrikan Jepang (Gemini AI)

Suara.com - Dominasi puluhan tahun pabrikan Jepang di segmen mobil murah Indonesia berada di ujung tanduk.

Kehadiran Geely Livan Smurf seharga Rp 80 jutaan adalah bukti bahwa strategi "perang harga" mobil listrik China telah dimulai, dan ini bisa mengubah peta persaingan otomotif nasional selamanya.

Selama bertahun-tahun, pasar otomotif entry-level di Indonesia adalah zona nyaman yang hampir tak tersentuh bagi pabrikan Jepang.

Nama-nama besar seperti Toyota, Daihatsu, dan Honda telah membangun benteng yang kokoh melalui program Low Cost Green Car (LCGC), menciptakan ekosistem di mana harga terjangkau identik dengan merek mereka.

Namun, ketenangan ini kini terusik oleh genderang perang yang ditabuh dari Tiongkok.

Strategi ofensif pabrikan China kini berjalan dengan serangan dua arah yang sangat terkoordinasi.

ilustrasi mobil listrik BYD Atto 1 dan 3 (byd.com)
ilustrasi mobil listrik BYD Atto 1 dan 3 (byd.com)

Di satu sisi, BYD bersiap menyerang dari segmen harga Rp 200 jutaan melalui calon kuatnya, BYD Atto 1 (Seagull), menantang langsung level atas dari LCGC.

Di sisi lain, Geely melalui Livan Smurf melancarkan serangan kejutan dari segmen paling dasar, yaitu di bawah Rp 100 juta, sebuah teritori harga yang belum pernah terbayangkan untuk sebuah mobil listrik empat pintu sebelumnya.

Kemunculan Livan Smurf bukan lagi sekadar soal produk baru, melainkan sebuah peristiwa yang memicu efek domino di seluruh industri.

Baca Juga: Mobil Listrik China Makin Mudah Dibeli, Konsumen Bisa Pesan Langsung ke Negara Asal

Tekanan Luar Biasa pada Pabrikan Jepang

Pengunjung mengamati mobil listrik Daihatsu Ayla EV yang dipamerkan pada ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (13/8/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]
Pengunjung mengamati mobil listrik Daihatsu Ayla EV yang dipamerkan pada ajang pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Sabtu (13/8/2022). [Suara.com/Alfian Winanto]

Apa yang akan dilakukan oleh Toyota, Daihatsu, dan Honda?

Mereka kini dihadapkan pada dilema strategis: mempertahankan hegemoni mesin bensin yang menguntungkan, atau terpaksa mempercepat pengembangan mobil listrik super murah untuk menandingi gempuran ini.

Waktu jelas bukan kemewahan yang mereka miliki.

Masa Depan Program LCGC di Ujung Tanduk

Apakah program LCGC masih relevan? Insentif pajak dan harga terjangkau yang menjadi andalannya kini mendapat lawan sepadan dari mobil listrik yang menawarkan biaya operasional (biaya "bensin" dan perawatan) jauh lebih rendah, serta bebas dari aturan ganjil-genap.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?