Suara.com - Mobil BYD masih belum populer di kalangan Indonesia, tetapi sudah ada beberapa kalangan yang menantikannya.
Itu karena mobil BYD (Build Your Dreams) diproduksi oleh perusahaan teknologi tinggi asal Tiongkok yang berdiri sejak November 1994.
Selama lebih dari 29 tahun, BYD tumbuh pesat dan kini dikenal luas sebagai salah satu produsen kendaraan listrik terbesar di dunia.
Tidak hanya di bidang otomotif, BYD juga bergerak pada industri energi terbarukan, elektronik, hingga transportasi rel.
Pada tahun 2023, pendapatan tahunan BYD tercatat lebih dari RMB 602 miliar atau setara Rp1.361 triliun.
Angka fantastis ini menegaskan posisi BYD sebagai pemain global yang serius dalam mendukung transisi energi bersih.
Kehadiran BYD di Indonesia semakin mencuri perhatian setelah pemerintah mengeluarkan kebijakan insentif impor mobil listrik completely built up (CBU).
Melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 12 Tahun 2025, pemerintah menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10 persen untuk mobil listrik dengan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) minimal 40 persen.

Selain itu, pembebasan bea masuk dan PPnBM juga diberlakukan untuk impor mobil listrik berbasis baterai.
Baca Juga: Kena Denda Servis Mobil Listrik, Coach Justin Kritik Kebijakan Pabrikan Otomotif China
Insentif ini berlaku hingga 31 Desember 2025, dengan syarat produsen berkomitmen membangun fasilitas produksi di Indonesia pada periode 2026–2027.
Rasio produksi yang ditetapkan adalah 1:1, artinya setiap unit impor harus diimbangi dengan produksi lokal.
Langkah ini diharapkan mempercepat penetrasi Battery Electric Vehicle (BEV) di Indonesia. Namun, sebagian pelaku industri menilai insentif impor justru berisiko menekan daya saing pabrikan yang sudah berinvestasi besar dalam pembangunan pabrik dan penyerapan tenaga kerja di Tanah Air.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan bahwa BYD berhasil mencatat penjualan tertinggi di antara peserta program insentif impor, dengan total 16 ribu unit.
Pesaing lain seperti Denza mencatat 6 ribu unit, Aion 3 ribu unit, Geely 1.500 unit, hingga Citroen 839 unit.
Pasar mobil listrik nasional juga terus melesat. Pada 2021, pangsa mobil listrik hanya 0,08 persen, tetapi per Juli 2025 sudah mencapai 9,7 persen.
Sebaliknya, kendaraan berbahan bakar fosil (ICE) menurun drastis dari 99,64 persen menjadi 82,2 persen. Hal ini menandakan pergeseran tren yang signifikan di pasar otomotif Indonesia.
Daftar Harga Mobil BYD di Indonesia
Berikut daftar harga resmi mobil BYD OTR Jakarta per Februari–Juli 2025 berdasarkan pantauan dari situs resmi BYD.

1. BYD Atto 1
- Dynamic (Standard Range) : Rp195.000.000
- Premium (Long Range) : Rp235.000.000
- Torsi maksimum: 135 Nm
2. BYD Atto 3
- Advanced-STD (Standard Range) : Rp390.000.000
- Superior (Extended Range) : Rp520.000.000
- Torsi maksimum: 310 Nm
- Daya maksimum: 150 kW
3. BYD Seal
- Premium (Extended Range) : Rp639.000.000
- Performance (AWD) : Rp750.000.000
- Torsi maksimum: 360 Nm
- Daya maksimum: 230 kW
4. BYD Sealion 7
- Premium (5 Seater) : Rp629.000.000
- Performance (5 Seater) : Rp719.000.000
- Torsi maksimum: 380 Nm
Harga-harga ini membuat BYD menjadi salah satu merek dengan rentang model yang cukup lengkap, mulai dari Rp195 juta untuk varian entry-level hingga Rp750 juta untuk model premium.
![BYD Sealion 7 kemungkinan akan diluncurkan di IIMS 2025. [Dok BYD Global]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/02/04/70035-byd-sealion-7.jpg)
Teknologi Unggulan BYD
Salah satu inovasi terbesar BYD adalah Blade Battery, yang dikenal memiliki tingkat keamanan ultra tinggi. Baterai ini lolos uji penetrasi paku, mampu menahan tekanan hingga 445 kN (setara truk 45 ton), dan mendukung jarak tempuh 600–800 km di masa depan.
Selain itu, proses pengisian daya juga sangat cepat yakni dari 10 persen ke 80 persen hanya memakan waktu sekitar 33 menit. Baterai BYD memiliki daya lepas muatan maksimum mencapai 363 kW, sehingga mendukung performa tinggi sekaligus efisiensi energi.
BYD juga mengembangkan teknologi DM-i hybrid, yang memadukan tenaga listrik dan mesin pembakaran. Konsumsi bahan bakarnya sangat rendah, hanya 3,8 liter per 100 km, dengan akselerasi lebih cepat 2–3 detik dibanding kendaraan konvensional di kelasnya.
Platform e-Platform 3.0
Mobil BYD dibangun di atas e-Platform 3.0, yaitu rangka khusus kendaraan listrik yang mengutamakan keamanan, efisiensi, dan kecerdasan. Dengan powertrain listrik 8-in-1 pertama di dunia, konsumsi energi per 100 km lebih rendah 10 persen dibanding kompetitor.
Dari sisi desain, platform ini memungkinkan wheelbase lebih panjang dengan bodi rendah. Hasilnya, ruang kabin lebih lega, stabilitas meningkat, dan aerodinamika semakin baik dengan koefisien drag hanya 0,21Cd.
Demikian itu informasi daftar harga mobil BYD yang hadir di Indonesia dengan jajaran model yang lengkap dan harga kompetitif berkat dukungan insentif pemerintah.
Mulai dari Atto 1 dengan harga Rp195 juta hingga Seal Performance AWD Rp750 juta, BYD menawarkan berbagai pilihan bagi konsumen yang ingin beralih ke mobil listrik. Mana yang Anda suka?
Kontributor : Mutaya Saroh