Baterai dengan Jarak Tempuh Tembus 1000 Kilometer Tercipta, Bisa Dipakai untuk Motor hingga Pesawat

Cesar Uji Tawakal Suara.Com
Sabtu, 11 Oktober 2025 | 18:45 WIB
Baterai dengan Jarak Tempuh Tembus 1000 Kilometer Tercipta, Bisa Dipakai untuk Motor hingga Pesawat
Ilustrasi motor listrik. (Unsplash/Ather Energy)
Baca 10 detik
  • Terobosan E-TOP – Teknologi baterai baru dari 24M menghilangkan sel individual, membuat baterai lebih ringkas, efisien, dan mampu menempuh jarak hingga 1.600 km sekali isi daya.
  • Keunggulan Utama – Efisiensi meningkat 35%, biaya produksi turun 40%, risiko kebakaran lebih rendah, serta fleksibel dipakai untuk motor listrik, mobil, hingga pesawat eVTOL.
  • Tantangan Adopsi – Butuh investasi besar untuk retooling pabrikan, namun jika diadopsi, E-TOP bisa jadi game changer yang mempercepat era kendaraan listrik global.

Suara.com - Salah satu keluhan terbesar pengguna kendaraan listrik adalah soal jarak tempuh dan harga baterai yang masih tinggi. Namun, kabar terbaru dari Amerika Serikat bisa jadi titik balik besar.

Perusahaan teknologi energi bernama 24M, berbasis di Massachusetts, mengklaim telah menemukan terobosan baterai yang mampu menempuh jarak hingga 1.000 mil atau sekitar 1.600 kilometer sekali isi daya, menurut laporan Visordown.

Teknologi Baru: E-TOP

Inovasi ini disebut E-TOP (Electrode-to-Pack). Berbeda dengan baterai lithium-ion konvensional yang kita kenal sekarang, E-TOP menghilangkan komponen sel individual yang biasanya menyusun baterai.

Menurut 24M, hingga 70 persen ruang dalam baterai saat ini terbuang hanya untuk casing dan material tambahan yang tidak berkontribusi langsung pada penyimpanan energi.

Dengan E-TOP, elektroda dan separator dikemas dalam lapisan tipis mirip “kantong energi” yang kemudian disusun menjadi satu paket. Hasilnya, baterai menjadi lebih ringkas, efisien, dan fleksibel untuk berbagai ukuran kendaraan.

Efisiensi Lebih Tinggi, Biaya Lebih Rendah

24M mengklaim teknologi ini bisa meningkatkan efisiensi hingga 35 persen, menurunkan biaya produksi sekitar 40 persen, sekaligus mengurangi risiko kebakaran—salah satu isu keamanan terbesar pada baterai EV.

Keunggulan lain, baterai ini bisa dikonfigurasi sesuai kebutuhan. Untuk motor listrik, desainnya bisa lebih ramping tanpa harus menanggung bodi besar yang selama ini jadi kelemahan.

Baca Juga: 5 Fakta Yamaha Kenalkan Kendaraan Listrik Roda Tiga: Kawin Silang Motor dan Mobil

Sementara untuk mobil listrik, kapasitas besar memungkinkan jarak tempuh tembus seribu kilometer. Bahkan, 24M menargetkan teknologi ini juga bisa dipakai untuk pesawat listrik eVTOL (electric vertical take-off and landing) yang sedang naik daun.

Tantangan: Pabrikan Mau Berubah atau Tidak

Meski terdengar menjanjikan, tantangan terbesar ada pada industri otomotif itu sendiri. Mengadopsi teknologi baru berarti pabrikan harus melakukan retooling alias merombak lini produksi yang sudah ada. Hal ini tentu membutuhkan biaya besar, dan tidak semua produsen mau mengambil risiko.

Sebagian pabrikan mungkin merasa sistem baterai saat ini sudah cukup, apalagi penjualan mobil listrik global terus meningkat.

Contohnya, BYD baru saja mencatat rekor penjualan di Inggris, menjadikannya pasar terbesar di luar Tiongkok. Dengan performa penjualan seperti itu, tidak semua produsen merasa perlu buru-buru beralih ke teknologi baru.

Namun, bagi produsen yang berani melangkah, E-TOP bisa jadi solusi untuk dua masalah klasik kendaraan listrik: jarak tempuh terbatas dan harga mahal.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI