- Target Tiga Tahun: Presiden Prabowo Subianto mencanangkan Indonesia akan punya mobil buatan sendiri dalam tiga tahun ke depan.
- Jejak Kegagalan: Sejarah mencatat, banyak proyek mobil nasional dari Timor hingga Esemka yang layu sebelum berkembang.
- Peluang Baru: Pindad Maung menjadi contoh awal keseriusan, namun tantangan industri otomotif global menanti.
Suara.com - Presiden Prabowo Subianto baru saja melempar bola panas ke publik: Indonesia ditargetkan punya mobil buatan sendiri dalam tiga tahun mendatang. Pernyataan ini sontak membangkitkan kembali mimpi lama yang seringkali berakhir antiklimaks.
Wacana ini bukan yang pertama, karena sejak era 90-an, puluhan proyek mobil nasional (mobnas) telah lahir, bersinar sejenak, lalu meredup ditelan kerasnya persaingan industri.
"Belum merupakan prestasi tapi sudah kita mulai rintis, kita akan punya mobil buatan Indonesia dalam 3 tahun yang akan datang," kata Prabowo dalam Sidang Kabinet Paripurna.
Lebih jauh, ia menegaskan keseriusan pemerintah dengan langkah konkret.
"Saya sudah alokasi dana, sudah kita siapkan lahan untuk pabrik-pabriknya. Sedang bekerja sekarang," sebut Prabowo.
Lantas, sambil menanti realisasi janji tersebut, ada baiknya kita menengok kembali jejak para pendahulu yang pernah mencoba peruntungan di ranah ini. Akankah proyek baru ini belajar dari sejarah?
Deretan Mobil Nasional yang Pernah Mengaspal (dan Menghilang)
Sejarah otomotif Indonesia penuh dengan cerita ambisius.
Dari yang didukung penuh oleh negara hingga inisiatif swasta, berikut adalah beberapa nama yang pernah menjadi harapan bangsa:
Baca Juga: 5 Fakta Pindad Maung: OTW Jadi Mobil Wajib Menteri Prabowo, Segini Harganya
Era Orde Baru & Awal Reformasi:

- Maleo (1993): Digagas oleh B.J. Habibie saat memimpin IPTN, bekerja sama dengan Rover (Inggris). Sayangnya, proyek ambisius dengan 11 desain ini terhenti oleh badai reformasi.
- Beta 97 MPV (1994): Proyek dari Grup Bakrie yang desainnya digarap oleh Shado, rumah desain asal Inggris. Krisis ekonomi 1997 menenggelamkannya sebelum resmi diluncurkan.
- Timor & Bimantara (1990-an): Mungkin ini yang paling membekas. Timor (rebadge dari Kia Sephia) dan Bimantara (gandeng Hyundai) adalah proyek yang digalang oleh keluarga Cendana. Keduanya mendapatkan fasilitas bebas pajak namun akhirnya tumbang bersama runtuhnya rezim Orde Baru dan krisis moneter.
- MR 90: Upaya PT Indomobil untuk menasionalisasi Mazda 323 Hatchback.
Inisiatif Lain yang Patut Diapresiasi:

- Texmaco Macan: Sebuah MPV 1.800 cc hasil kolaborasi dengan Mercedes-Benz yang sempat dipamerkan di Pekan Raya Jakarta, namun keburu bangkrut akibat krismon.
- Kalla Motor: Pernah menciptakan mobil kecil bermesin 500 cc, namun tak jelas kelanjutannya.
- Gang Car: Mobil mini buatan PT DI bermesin 125-200 cc yang dirancang untuk gang-gang sempit perkotaan. Proyek ini senyap setelah tahun 2003.
Era Modern & Kendaraan Spesialis:

- Esemka (2007): Fenomenal karena dipopulerkan oleh Joko Widodo saat menjabat Walikota Solo. Sempat meluncurkan pikap Esemka Bima pada 2019, namun eksistensinya kini kembali menjadi tanda tanya.
- Maung Bikinan Pindad: Kendaraan taktis yang kini menjadi mobil kepresidenan Prabowo Subianto. Maung menjadi simbol keseriusan pemerintah saat ini dalam mengembangkan industri pertahanan dan otomotif.
- FIN Komodo: Mobil offroad karya Ibnu Susilo (salah satu desainer pesawat CN-250) yang masih eksis hingga kini, terutama di sektor pariwisata. Konsumsi BBM-nya sangat irit, hanya 5 liter untuk 100 km di medan berat.
- Tawon & Nuri: Produksi PT Super Gasindo Jaya, Banten. Tawon menggunakan mesin 650 cc, sementara Nuri 800 cc, keduanya sudah memenuhi standar Euro 3.
- Marlip: Mobil listrik hasil riset LIPI yang lebih banyak digunakan sebagai mobil golf dan kendaraan khusus.
- Kancil: Didesain sebagai pengganti Bajaj, menggunakan mesin 250 cc.
- GEA: Proyek mobil kota dari PT INKA bermesin 640 cc.
- Wakaba, Arina, Boneo: Inisiatif dari berbagai daerah seperti Jawa Barat (Wakaba), Semarang (Arina), dan PT Boneo Daya Utama (Boneo) yang sayangnya masih dalam tahap purwarupa.
Mampukah Kali Ini Berbeda?
Melihat panjangnya daftar "mantan" mobil nasional, tantangan terbesar proyek Prabowo bukanlah sekadar membuat mobil, tetapi membangun ekosistem industri yang berkelanjutan.
Dari rantai pasok komponen, jaringan distribusi, layanan purna jual, hingga kepercayaan konsumen adalah pekerjaan rumah yang jauh lebih kompleks.