Sungai Watch: Botol Air Minum Paling Banyak 'Nyampah' di Bali

Kamis, 02 Desember 2021 | 13:05 WIB
Sungai Watch: Botol Air Minum Paling Banyak 'Nyampah' di Bali
Sampah plastik mendominasi sungai. (Dok: Sungai Watch)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Gelas plastik sekali pakai. Di Bali, gelas plastik menjadi salah satu penyumbang sampah plastik yang paling buruk. Dalam laporan ini lebih dari 5.117 gelas plastik yang dikumpulkan. Ada empat merek yang teridentifikasi, yakni Aqua, teh gelas, okay jelly drink, dan ale-ale. Dimana merek Aqua (danone) mendominasi jumlah sampah yang ada yakni 27% dari total sampah gelas plastik yang dikumpulkan, atau 1.378 buah.

Sampah kaleng dan logam. Kaleng dan logam dikenal paling mudah didaeur ulang. Dari data yang dikumpulkan, sampah jenis ini menyumbang 1,2% dari toal sampah yang dikumpulkan dalam laporan ini. kebanyakan mereka adalah kaleng bekas soft drink.

Lima merek yang mendominasi sampah dalam penelitian ini adalah larutan produksi pabrik Sinde Budi Sentosa dengan 39 buah kaleng, disusul merek Sensacools dari Enesis (37 kaleng), Nestle Bear Brand produk Nestle (35 kaleng), Schweppes dari Coca Cola (15 kaleng), dan coca cola dari produsen minuman bersoda Coca Cola sebanyak 13 kaleng.

Kantong plastik. Kantong plastik menjadi sampah paling banyak ditemukan di sungai, mencapai 18,1 persen. Plastik warna putih menjadi plastik yang paling mudah didaur ulang dibanding plastik berwarna lain.

Sandal. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa mereka menemukan total 586 sandal dengan mayoritas berwarna hitam,, diikuti biru, hijau, dan pink. Mereka menyebut lebih banyak sandal bagian kiri (513) dibanding bagian kanan (271) buah.

Syrofoam dan plastik keras. Adapun sampah styrofoam mengisi 0,7 persen dari total sampah yang dikumpulkan, atau sekitar 36kg. Sedangkan plastik keras, dilaporkan berkontribusi sebesar 2,1 persen ( 108kg) dari total smapah yang terkumpul.

Temuan Sungai Watch itu sejalan dengan brand audit, dalam skala yang global, keluaran Break Free from Plastic, sebuah organisasi nirlaba dengan 11.000 orang relawan di 45 negara, termasuk Indonesia.

Dalam sebuah dokumen yang dirilis pada 25 Oktober silam, lembaga menyebut Danone, Wings dan Mayora Indah sebagai tiga perusahaan yang kemasan plastiknya paling banyak mencemari lingkungan di Indonesia selama dua tahun berturut-turut sejak 2020. Di level global, lembaga menyebut Coca-cola, PepsiCo dan Unilever sebagai tiga perusahaan teratas pencemar lingkungan.

Baca Juga: KLHK: Galon Guna Ulang Miliki Hirarki Tertinggi untuk Kurangi Sampah Plastik

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI