Tapi, kata Roziana, KWT Bugenvil Kebun Stroberi Petik Sendiri Jorong Kayu Jao sempat terhenti akibat pandemi Covid-19 yang terjadi pada awal tahun 2020 lalu.
Namun, mulai tahun 2023 ini, dia dan anggota KWT lainnya mulai lagi untuk menanami kebun stroberi mereka. “Kita baru mulai lagi dan memang masih sedikit hasilnya. Hasilnya baru 30 kilo sebulan dan kami jual dengan harga Rp 80 ribu perkilo. Tapi lumayanlah untuk menambah penghasilan keluarga,” ungkapnya.
Dengan ilmu yang didapatkan dari pelatihan yang diberikan sebuah perusahaan AMDK Solok, para ibu KWT Jorong Kayu Jao saat ini juga mengajari para ibu lainnya yang bukan anggota KWT untuk ikut memberdayakan lingkungan mereka dengan menanam stroberi. “Kami memberikan mereka polybag agar bisa berkebun stroberi juga di halaman-halaman rumahnya untuk menambah penghasilan keluarga. Kami juga mengajari mereka bagaimana cara untuk bertanam stroberi agar hasilnya baik,” ujarnya.
Roziana dan anggota KWT Jorong Kayu Jao lainnya berkomitmen untuk tetap melanjutkan dan membangun kembali KWT Bougenvile Kebun Stroberi Petik Sendiri seperti saat sebelum terjadinya pandemi. “Kalau bisa kontinyu atau berkelanjutan lagi. Jadi, produk stroberi dan olahannya bisa terus terjual. Nanti, rencananya kami juga ingin membuat sebuah outlet pusat oleh-oleh yang khusus olahan dari stroberi dari hasil kebun para petani di sini. Kami berusaha untuk ngumpulin modal dulu,” tukasnya.