Suara.com - Teks khutbah Jumat singkat tentang bersyukur sering dicari orang karena mengingatkan tentang nikmat yang diberikan Allah bukan cuma soal harta dan rezeki. Ada juga nikmat-nikmat lainnya seperti nikmat iman dan nikmat sehat, yang jarang kita syukuri.
Naskah khutbah Jumat ini juga bisa dijadikan sebagai referensi Anda yang ingin menjadi khotib saat salat Jumat, tanpa perlu membuat sendiri ceramahnya.
Berikut ini contoh khutbah Jumat yang bisa dibaca soal bersyukur, seperti dikutip Suara.com dari laman NU Jatim, Kamis (25/7/2024).
Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah,
Hari Jumat adalah hari terbaik, maka menjadi saat yang tepat untuk terus mengingatkan kita semua tentang pentingnya menjaga takwa kepada Allah. Pesan ini selalu disampaikan oleh khatib agar kita senantiasa meningkatkan ketakwaan dengan menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Pentingnya menjaga takwa ini memberikan pesan bahwa kita harus selalu sadar bahwa diri kita senantiasa dalam pantauan Allah di segala keadaan. Oleh karena itu, marilah kita terus menjaga dan memupuk ketakwaan tersebut.
Hadirin yang Berbahagia,
Nikmat hidup yang paling mahal adalah kesehatan, karena apapun yang kita miliki di dunia tidak akan bisa dinikmati jika kita sakit. Dalam suasana yang serba tidak menentu seperti sekarang, nikmat sehat menjadi hal yang sangat berharga. Oleh karena itu, kita perlu mensyukuri nikmat sehat yang ada. Allah berfirman dalam sebuah ayat:
"Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, niscaya kalian tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh manusia sangat zalim dan banyak mengingkari nikmat." (QS al-Nahl: 18)
Nikmat sehat bukanlah suatu kemewahan seperti emas dan perak, tetapi menjadi sangat mahal ketika kesehatan berubah menjadi sakit. Nikmat sehat adalah mahkota tubuh. Ketika kita terbaring sakit, barulah kita sadar bahwa kesehatan sangat berharga. Mengabaikan kesehatan diri adalah seperti menabung masalah untuk masa depan. Seorang filosof Inggris mengatakan:
Baca Juga: Contoh Khutbah Jumat Tahun Baru Islam, Mengingatkan Pentingnya Puasa di Bulan Muharram
"Jika dengan memperoleh pengetahuan malah merusak kesehatan kita, maka kita bekerja untuk hal yang tidak berguna."
Tidak berlebihan dan sangat tepat kalau dalam suatu hadits diriwayatkan sebagai berikut:
"Diriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia berkata: Nabi SAW bersabda: Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu (lalai) padanya, yaitu kesehatan dan waktu luang." (HR al-Bukhari).
Dalam Mukhtashar Minhâjul Qâshidîn intisari kitab Ihya` Ulûmiddîn diriwayatkan, ada orang mengadukan kemiskinannya dan menampakkan kesusahannya kepada seorang alim. Lalu si alim berkata:
“Apakah engkau senang menjadi buta dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”
“Tidak,” jawabnya.
“Apakah engkau senang menjadi bisu dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”
“Tidak,” jawabnya.
“Apakah engkau senang menjadi orang yang tidak punya kedua tangan dan kedua kaki dengan mendapatkan 20 ribu dirham?”
“Tidak,” jawabnya.
“Apakah engkau senang menjadi orang gila dengan mendapatkan 10 ribu dirham?”
“Tidak,” jawabnya.
“Apakah engkau tidak malu mengadukan Tuanmu sedangkan Dia memiliki harta 50 ribu dinar padamu?” pungkas si alim.
Dari kisah tersebut, kita dapat memetik pelajaran bahwa nikmat sehat jauh lebih berharga dibandingkan uang atau harta yang melimpah.