Buraq yang dikendarai Rasulullah saw ketika isra itu benar-benar seekor binatang (hakiki), bukan sekadar kiasan (majazi) seperti anggapan sebagian orang. Dalam kitab shahih al-Bukhari disebutkan:
عن أنس بن مالك عن مالك بن صعصعة أن نبي الله صلى الله عليه وسلم حدثهم عن ليلة أسري به ... ثم أتيت بدابة دون البغل وفوق الحمار أبيض فقال له الجارود هو البراق يا أبا حمزة قال أنس نعم يضع خطوه عند أقصى طرفه فحملت عليه ... (رواه البخاري)
“Dari Anas bin Malik, dari Malik bin Sha`sha`ah, bahwa Nabi saw telah menceritakan kepada para sahabat tentang malam ketika beliau diisra`kan … . Kemudian didatangkan kepadaku seekor binatang yang tubuhnya lebih kecil dari pada bighal dan lebih besar dari pada himar (keledai), putih rupanya. Lalu Jarud bertanya kepada Anas, “apakah itu buraq, wahai Abu Hamzah? Anas menjawab, ya binatang itu sekali melangkah, sejauh mata memandang.” Lantas aku (Nabi) ditunggangkan di atasnya… “ (Riwayat al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Juz 2, h.327).
Kata buraq berasal dari ``barq” yang artinya kilat. Kecepatan buraq menurut penjelasan hadis, sekali melangkah sejauh mata memandang.
Ini berarti, kecepatan perjalanan buraq sama dengan kecepatan cahaya, 300.000 kilometer per detik. Oleh karena itu, tidak heran Nabi saw dapat menempuh perjalanan dari Mekkah ke Palestina dalam tempo singkat.