وَقَدْ اِخْتَلَفَ السَّلَفُ بِحَسَبِ اخْتِلاَفِ الْاَخْبَارِ الْوَارِدَةِ فَمِنْهُمْ مَنْ ذَهَبَ إِلىَ اَنَّ الْإِسْرَاءَ وَالْمِعْرَاجَ وَقَعَا فِي لَيْلَةٍ وَاحِدَةٍ فِي الْيَقْظَةِ بِجَسَدِ النَّبِي وَرُوْحِهِ بَعْدَ الْمَبْعَثِ وَاِلىَ هَذَا ذَهَبَ الْجُمْهُوْرُ مِنْ عُلَمَاءِ الْمُحَدِّثِيْنَ وَالْفُقَهَاءِ وَالْمُتَكَلِّمِيْنَ وَتَوَارَدَتْ عَلَيْهِ ظَوَاهِرُ الْاَخْبَارِ الصَّحِيْحَةِ
“Para ulama salaf berbeda pendapat (perihal Isra' Mi’raj) tergantung riwayat yang sampai. Sebagian ada yang berpendapat bahwa Isra' dan Mi’raj Rasulullah terjadi pada satu malam di waktu sadar, dengan jasad dan ruhnya setelah diangkat menjadi nabi. Pendapat ini menurut mayoritas ulama ahli hadits, ahli fiqih dan ahli tauhid, serta telah datang hadits-hadits sahih (yang berkaitan dengannya).” (Ibnu Hajar, Fathul Bari Syarh Shahihil Bukhari, [Beirut, Darul Ma’rifah: 1379], juz VII, halaman 197).
Demikian itu ringkasan cerita Isra Miraj Nabi itu ruh atau raga. Semoga dapat menjawab rasa penasaran Anda.
Kontributor : Mutaya Saroh