Metode Penentuan Awal Ramadhan 2025
Penentuan tanggal awal Ramadhan selalu didasarkan pada kalender Hijriyah, yang memiliki panjang tahun lebih pendek dibandingkan kalender Masehi. Setiap tahunnya, bulan Ramadan datang lebih awal sekitar 11 hari dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam kalender Hijriyah, setiap bulan terdiri dari 29 atau 30 hari.
Penetapan awal Ramadhan dilakukan dengan mengamati hilal pada akhir bulan Sya'ban. Ada dua metode utama yang digunakan untuk menentukan awal bulan, yaitu Rukyatul Hilal (pengamatan hilal secara langsung) dan Hisab (perhitungan astronomi berdasarkan posisi bulan dan matahari).
Di Indonesia, keputusan awal Ramadan dilakukan melalui sidang isbat yang diadakan oleh Kementerian Agama. Sidang ini melibatkan ulama, ahli astronomi, dan pihak terkait untuk memastikan tanggal mulai puasa.
Selain itu, Indonesia juga mengacu pada kriteria visibilitas hilal yang ditetapkan oleh negara-negara MABIMS (Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).
Sejak tahun 2022, MABIMS menetapkan kriteria baru untuk penentuan hilal, yaitu tinggi hilal minimal 3 derajat dan elongasi minimal 6,4 derajat. Kriteria ini lebih tinggi dibandingkan dengan ketentuan sebelumnya, yang hanya memerlukan ketinggian hilal 2 derajat, elongasi 3 derajat, dan umur bulan minimal 8 jam.
Dengan demikian, meskipun tanggal awal Ramadhan telah diperkirakan, penetapannya tetap bergantung pada hasil sidang isbat yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Agama Indonesia menjelang akhir bulan Sya'ban.
Tips Persiapan Menyambut Bulan Ramadhan
Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam mempersiapkan diri menjelang bulan puasa Ramadhan 2025.
1. Menjaga Kesehatan Fisik
Jaga pola makan dengan konsumsi makanan bergizi dan hindari yang berlebihan. Lakukan olahraga ringan untuk menjaga kebugaran, serta pastikan tidur cukup agar tubuh siap menjalani ibadah puasa dengan baik.
Baca Juga: Jangan Lewatkan! Ini Batas Akhir Puasa Rajab dan Keutamaannya yang Dahsyat
2. Menyusun Jadwal Ibadah