Lambat laun, suara bacaan Al-Qur’an kembali terdengar di mushala kecil itu.
Bulan Ramadan yang Penuh Berkah
Bagi Soni, Ramadan adalah bulan penuh keberkahan yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Kesibukannya sebagai pemijat tak menghentikannya dari berdakwah.
Setiap hari, ia membuka praktik pijat dari pagi hingga sore, lalu menjelang Magrib, ia mengajar anak-anak kecil mengaji.
Setelah berbuka puasa dan menunaikan salat Tarawih, ia kembali bekerja melayani pasien yang membutuhkan jasanya.
Tidak hanya itu, Soni juga memanfaatkan teknologi untuk berdakwah. Setiap malam Selasa dan Jumat, ia menggelar pengajian daring.
Tak peduli berapa orang yang hadir, entah 20 atau bahkan 100, ia tetap istiqamah berbagi ilmu.
Tema kajian pun beragam, mulai dari fiqih hingga sejarah Islam, disesuaikan dengan momen-momen keislaman.
“Anak-anak muda sekarang lebih suka bermain di media sosial. Maka, saya mencoba masuk ke dunia mereka dengan cara yang positif. Setidaknya, mereka bisa mendengarkan dan memahami sedikit ilmu agama,” katanya.
Baca Juga: Gratis! Tur Sejarah Kota Tua Jakarta Spesial Ramadan: Ada Rute Pecinan & Kampung Arab
Mewariskan Cinta Al-Qur’an kepada Anak
Di tengah kesibukannya, Soni tak lupa untuk menanamkan kecintaan terhadap Al-Qur’an kepada putranya, Muhammad Alif Ramadan.
Sejak usia empat tahun, Alif sudah mulai dikenalkan pada hafalan. Kini, di usianya yang masih belia, ia telah hafal beberapa juz.
Bahkan, saat duduk di kelas dua Madrasah Ibtidaiyah, ia sudah mengikuti lomba hafalan dan berhasil meraih juara satu.
Bagi Soni, tidak ada kebahagiaan yang lebih besar selain melihat anaknya tumbuh dalam nilai-nilai Islam.
Bersama sang istri, Yeni Rachmawati, ia terus berusaha menciptakan lingkungan yang kondusif bagi keluarga kecilnya.