Suara.com - Senyum tersungging dari bibir si mungil Nara. Gadis kecil berusia tujuh tahun warga Lorong Plaju Mari, Kecamatan Plaju Palembang, Sumatera Selatan, itu asyik bermain-main dengan berbagai ornamen warna-warni di halaman rumahnya.
Hiasan Asian Games 2018 memang cukup menarik bagi anak seusia Nara. Terlebih, di setiap sudut lokasi terpampang gambar-gambar hewan yang didaulat menjadi ikon event empat tahunan Asia tersebut. Kendati berbahan dasar ban bekas, dengan sentuhan cat dan tambahan pipa, ban bekas disulap menjadi tempat duduk dan arena bermain bagi Nara dan teman-teman sebayanya.
Kawasan Lorong Plaju Mari, Kecamatan Plaju memang menjadi salah satu destinasi wisata baru sebagai media sosialisasi Asian Games. Bersama dengan 18 kecamatan lainnya di Kota Palembang, Plaju didaulat sebagai Kampung Asian Games.
Program Kampung Asian Games itu sendiri mendapat sambutan positif dari masyarakat sekitar. Tidak hanya anak sebaya Nara, kaum tua dan muda juga antusias bergotong royong membuat corak warna-warni, menghiasi dinding tembok pekarangan rumah maupun lorong-lorong, demi mensukseskan Asian Games.
Usai menjumpai si kecil Nara, Suara.com menjumpai Rizal (30) yang tengah serius menyulap barang bekas menjadi ornamen yang menggambarkan maskot Asian Games, Atung, Bhin-bhin dan Kaka. Selain ban bekas, Rizal juga menggukan panci yang sudah bocor dan peralatan memasak yang sudah bekas lainnya untuk menuangkan ide.
Kerajinan dari barang bekas itupun, di bulan Ramadan ini, biasa menjadi tempat berswafoto bagi mereka yang berkunjung untuk melihat-lihat atau sekedar menghabiskan waktu menunggu datangnya adzan Maghrib.
“Selama Ramadan, banyak warga pendatang yang mampir sekedar melewatkan waktu menunggu berbuka puasa. Kita bersyukur dengan kampung ini ditunjuk menjadi Bulan puasa ramai juga yang kesini cuma sekedar jalan-jalan sambil nunggu berbuka. Ada juga yang foto-foto dimaskot,” ujar Rizal (30) salah satu warga sekitar, Senin (28/5/2018).
Di lokasi terpisah, Ketua Komunitas Youth Care Asian Games Kerrick Herlianto menyebut jika keberadaan kampung Asian Games, yang juga diadakan sebagai perlombaan, nantinya akan mendapat penilaian dari tim yang ditentukan oleh panitia. Tim tersebut akan memilih salah satu lokasi untuk didaulat sebagai kampung Asian Games terbaik.
Baca Juga: Cetak Gol ke Gawang Tampines, Rezaldi Sabet Penghargaan AFC
"Perlombaan itu telah berlangsung sejak 2 Mei dan akan berakhir pada (3/6/2018) mendatang. Nanti peserta lomba juara pertama Kampung terbaik mendapatkan tiga ekor sapi,” kata Kerrick.
Untuk mengikuti lomba tersebut, tak ada persyaratan khusus. Hanya saja, hasil mural maupun logo Asian Games dilarang dihapus ataupun dibuang selama even berlangsung.
“Sebenarnya nanti ini jadi destinasi wisata baru, pasca Asian Games. Jadi tidak boleh dihapus. Tapi memang rata-rata warga tidak mau juga menghapus, karena tempat mereka jadi lebih indah setelah dibuat mural dan cat,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Direktur Promosi Look of the Game and City Beatification INASGOC, Nirmala Dewi menambahkan, gerakan sosialisasi Asian Games tersebut merupakan hal yang sangat positif dalam mempromosikan Asian Games. Bahkan Nirmala mengklaim jika sosialisasi Asian Games di Palembang lebih gencar dibandingkan Jakarta.
"Jakarta itu dalam hal promosi kalah dengan kita, sementara Palembang warganya punya inisiatif sendiri ini yang keren, dengan membuat kampung Asian Games," pungkasnya. [Andhiko Tungga Alam]