Dan empat hari berselang, mereka harus segera bertolak ke Birmingham, Inggris untuk All England 2019.
"Persiapan ke All England 2019 idealnya sih dua minggu. Saya bisa mengatur programnya dengan lebih baik. Kalau sisa satu minggu seperti ini, terlalu mepet," ujar Herry saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta Timur, Rabu (27/2/2019).
Saat itu, Herry juga menjelaskan, jika kondisi seluruh skuat ganda putra PBSI saat ini cukup baik.
Hanya saja, Superliga membuat kondisi fisik anak didiknya menurun, terutama yang bermain hingga babak final seperti Kevin Sanjaya Sukamuljo.
"Fisik para pemain tak ada masalah, sampai hari ini bagus. Tapi karena Superliga, beberapa pemain kelelahan, tidak fresh 100 persen. Tapi tidak ada yang cedera," ungkap pelatih berjuluk Coach Naga Api itu.
Meski begitu, Susy mengatakan jika gelaran All England 2019 memang sangat kompetitif. Tersingkirnya Kevin/Marcus bukanlah karena Superliga, tapi buah dari ketatnya persaingan.
"Sekarang lihat juara All England 2019, kita lihat beda-beda, tidak semuanya bisa diprediksi. Contoh ganda putri, wakil Jepang yang diunggulkan berguguran. Lalu tunggal putra juga mungkin (Kento) Momota, padahal sebelumnya dia kan ngedrop juga," ungkap Susy.
Baca Juga: MotoGP: Bukan Iri, Ini Alasan Suzuki Turut Gugat Ducati