Suara.com - Pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu terkenal dengan ambisinya yang meledak-ledak. Jelang Olimpiade 2020, mereka pun diminta meredam hal itu.
Permintaan ini disampaikan Pelatih Ganda Putri PBSI Eng Hian agar tak menjadi senjata makan tuan.
Eng Hian menyebut ambisi besar nan meledak-ledak dari Greysia/Apriyani sejatinya punya dampak positif.
Tapi di sisi lain, hal itu dikhawatirkan bisa 'merusak' kondisi pemain itu sendiri.
Kekhawatiran Eng Hian merujuk pada kiprah Greysia/Apriyani tahun lalu.
![Ekspresi kegembiraan pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, bersama sang pelatih, Eng Hian, usai memastikan diri meraih medali emas SEA Games 2019 dengan mengalahkan Chayanit Chaladchalam/Phataimas Muenwong (Thailand), Senin (9/12). [Humas PBSI]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/12/09/38782-greysia-poliiapriyani-rahayu-dan-eng-hian.jpg)
Alih-alih tampil maksimal, ambisi yang terlalu tinggi di setiap turnamen justru membuat performa mereka anjlok.
Selain turun ranking dari posisi lima ke delapan, Greysia/Apriyani juga hanya mampu meraih satu gelar dari 20 turnamen bulutangkis BWF yang mereka ikuti sepanjang 2019.
Jelang Olimpiade 2020, Eng Hian tak ingin masalah klasik itu menimpa Greysia/Apriyani.
Kedua anak didiknya itu harus dibimbing dalam mengubah ambisi besar jadi motivasi positif.
Baca Juga: Parodi Balap MotoGP Indonesia Tercyduk Medsos MotoGP, Ini Dia Videonya
"Ini Olimpiade terakhir untuk Greysia. Kemungkinan dia akan pensiun sebelum 2024. Yang saya khawatirkan adalah dia menjadikan ini sebagai suatu yang sangat tinggi. Jadi kan beban, sampai dia tidak kuat," ujar Eng Hian saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Jakarta, Rabu (23/1/2020).