Setidaknya ada tiga alasan utama para petinju top dunia begitu mendambakan bisa satu ring berduel dengan legenda tinju dunia asal Filipina itu.
Pertama, hampir setiap pertarungan Manny Pacquiao selalu dipenuhi penonton, dan menjadi "Box Office" dari sisi pay-per-view (PPV/pembelian saluran tayangan berbayar—red).
Contohnya saat duel Manny Pacquiao melawan Floyd Mayweather Jr., 2 Mei 2015, di mana tercatat terjual 4,6 juta PPV.
![Ikon tinju dunia, Manny Pacquiao (kiri), saat berduel melawan Floyd Mayweather Jr. di MGM Grand Garden Arena, Las Vegas, Amerika Serikat pada, Sabtu (2/5/2015). [AFP/John Gurzinski]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/10/15/43316-manny-pacquiao-dan-floyd-mayweather-jr.jpg)
Secara keseluruhan, dari penjualan PPV, pertarungan Manny Pacquiao vs Floyd Mayweather meraup pendapatan 437 juta dolar AS.
"Pacquiao sudah mengalahkan banyak nama-nama besar di dunia tinju profesional. Hal ini dilakukan dalam kurun waktu yang panjang dan konsisten," kata Simon.
"Manny Pacquiao satu-satunya orang di dunia yang mampu jadi juara dunia dalam empat dekade berbeda; 1990-an, 2000-an, 2010-an, dan 2020-an."
"Terakhir dia masih menjadi juara dunia kelas welter WBA dengan mengalahkan Keith Thurman pada, Juli 2019," Simon menambahkan.
![Petinju Indonesia Ongen Saknosiwi (kiri) dan Managing Director Mahkota Promotion Urgyen Rinchen Sim saat berkunjung ke redaksi Suara.com, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2019). [Suara.com/Rizki Nurmansyah]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2019/09/13/50122-petinju-indonesia-ongen-saknosiwi-dan-urgyen-rinchen-sim.jpg)
Juara Sejati
Baca Juga: Tantang Manny Pacquiao, Amir Khan: Saya Tidak Takut
Faktor lain yang tak kalah menariknya bila melawan Manny Pacquiao adalah prestise.