Marimar menang dengan teknik jatuhan atas wakil Jawa Barat Eka Setiawati yang harus puas dengan perak.
Di partai puncak, peraih perak kejuaraan South Asian Championship Kadet/Yunior di Thailand 2017 itu tak gentar menghadapi wakil Jabar dan langsung bermain agresif berupaya menjegal lawannya.
Tak butuh lama bagi Candra mengumpulkan empat poin berkat bantingan keras ke lawannya di babak pertama.
Eka mencoba menjegal namun manuver itu justru menjadi bumerang saat Candra membalikkan keadaan dan menahan sang lawan di atas matras demi menang dengan jatuhan.
Candra, yang baru bergabung dengan Puslatda gulat Jatim pada Desember tahun lalu, dengan mudah di babak penyisihan mengatasi pegulat senior Dewi Ulfa asal Kaltim yang harus puas menutup PON pemungkasnya dengan medali perunggu.
"Ini PON pertama, perasaan gugup pasti ada," kata Candra, pegulat 20 tahun asal Tuban itu.
"Saya enggak bisa berhenti menangis, enggak menyangka mendapatkan emas."
Sebanyak 18 medali emas diperebutkan dalam perhelatan cabang olahraga gulat PON Papua yang akan memainkan nomor gaya bebas dan Greco-Roman di GOR Futsal Dispora, Merauke selama sepekan pada 8-14 Oktober.
Sebelumnya, laga semifinal sempat tertunda cukup lama menyusul protes dari salah satu kontingen yang keberatan dengan peraturan tidak adanya perunggu ganda.
Technical Delegate gulat PON Papua Yahya Madjid sekali lagi menegaskan cabang olahraga gulat digelar mengikuti peraturan internasional yang berarti medali perunggu harus diperebutkan oleh mereka yang kalah di semifinal.