Kejurnas Panahan Junior 2025: Kontingen Jawa Tengah Sukses Pertahankan Gelar

Arief Apriadi Suara.Com
Minggu, 06 Juli 2025 | 09:36 WIB
Kejurnas Panahan Junior 2025: Kontingen Jawa Tengah Sukses Pertahankan Gelar
Para atlet muda panahan unjuk akurasi membidik sasaran target untuk mengumpulkan skor terbaik di ajang MilkLife Archery Challenge Kejurnas Junior 2025 yang berlangsung di Supersoccer Arena Kudus pada 28 Juni hingga 5 Juli 2025. [Dok. Istimewa]

Suara.com - Kejuaraan Nasional Panahan Junior 2025 atau MilkLife Archery Challenge resmi berakhir pada Sabtu (5/7) di Supersoccer Arena, Kudus.

Turnamen yang berlangsung selama delapan hari sejak 28 Juni ini menjadi ajang pembuktian dominasi kontingen Jawa Tengah, yang kembali merebut gelar juara umum untuk keempat kalinya secara beruntun.

Jawa Tengah tampil gemilang dengan mengoleksi total 79 medali, terdiri dari 32 emas, 22 perak, dan 25 perunggu.

Prestasi ini melanjutkan catatan apik mereka setelah sebelumnya juga menjadi kampiun di Yogyakarta (2022), Bogor (2023), dan Batam (2024).

Keberhasilan kontingen Jawa Tengah mendapat apresiasi dari Abdul Razak, Ketua Panitia Pelaksana sekaligus Wakil Ketua Umum II Bidang Pembinaan dan Prestasi PB Perpani.

Ia menilai kemajuan atlet muda di Jawa Tengah tidak terlepas dari banyaknya turnamen daerah yang rutin digelar.

Kontingen Jawa Tengah mempertahankan gelar juara umum di ajang MilkLife Archery Challenge Kejurnas Junior 2025 dengan mengumpulkan total 79 medali yang terdiri dari 32 emas, 22 perak dan 25 perunggu. [Dok. Istimewa]
Kontingen Jawa Tengah mempertahankan gelar juara umum di ajang MilkLife Archery Challenge Kejurnas Junior 2025 dengan mengumpulkan total 79 medali yang terdiri dari 32 emas, 22 perak dan 25 perunggu. [Dok. Istimewa]

Panahan menjadi salah satu cabang olahraga prioritas pemerintah Indonesia, sehingga PB Perpani semaksimal mungkin menggunakan kesempatan dan kepercayaan untuk melakukan peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan kualitas turnamen di pusat dan daerah,” kata Razak dalam keterangan tertulis.

"Karena jika tidak diasah, prestasi atlet muda terhambat. Kami berharap kolaborasi dengan Djarum Foundation dapat terus berkelanjutan demi memajukan cabang olahraga panahan di Indonesia."

Turnamen tahun ini diikuti oleh 876 atlet muda dari berbagai provinsi di Indonesia.

Baca Juga: Hasil Paralimpiade: Audi Comeback Gemilang, Indonesia Makin Dekat dengan Medali!

Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, menyampaikan harapannya agar event ini bisa menjadi pemantik tumbuhnya ekosistem panahan nasional sejak usia dini.

“Kami mendukung langkah PB Perpani menggelar turnamen level nasional yang memberikan panggung bagi atlet muda panahan untuk mencatatkan prestasi dalam mengharumkan nama Indonesia sampai di level internasional,” ujar Yoppy.

"Harapannya para atlet muda bisa terus mencintai cabang olahraga ini dan dapat bercerita tentang serunya pengalaman mereka mengikuti kejurnas."

Martin Sudarmono, Ketua Kontingen Jawa Tengah, menyebut pencapaian kali ini adalah buah dari kerja keras dan kekompakan tim.

Mulai dari atlet, pelatih, hingga dukungan orang tua ikut berperan besar dalam kesuksesan mempertahankan gelar juara umum.

“Gelar juara umum keempat ini adalah suatu kebanggaan. Mereka adalah atlet terbaik dari seleksi ketat tingkat provinsi. Mereka datang dengan kualitas dan kapasitas atlet yang tahan banting serta mampu bersaing,” ucap Martin.

"Terima kasih atas perjuangan para atlet yang dengan gigih bertanding, namun kami berharap agar para atlet tidak berpuas diri melainkan menjadikan trofi kali ini sebagai pelecut semangat untuk menjadi semakin baik."

Salah satu bintang dalam turnamen ini adalah Fayola Jingga Naeva Maheswari atau akrab disapa Yola, yang menyumbangkan emas untuk Jawa Tengah di nomor Recurve U-18 Woman.

Di partai final, Yola bangkit dari ketertinggalan dan menyamakan skor menjadi 4-4, sebelum akhirnya menang lewat babak shoot off berkat akurasi luar biasa.

“Menghadapi lawan di final tadi awalnya gemetar, mental terguncang tapi untungnya ada pelatih yang memberi motivasi untuk tenang dan bermain santai,” kata Yola.

"Tantangan terbesar adalah angin yang cukup besar, jadi harus pintar-pintar mencari posisi yang pas untuk melesatkan anak panah agar tepat sasaran."

Secara keseluruhan, kontingen Jawa Tengah keluar sebagai juara umum dengan total 79 medali. Mereka unggul jauh dari pesaing terdekat, yakni Jawa Barat yang menempati posisi kedua dengan 58 medali (18 emas, 19 perak, dan 21 perunggu).

Di peringkat ketiga ada DKI Jakarta dengan torehan 54 medali, terdiri dari 18 emas, 17 perak, dan 19 perunggu.

Kalimantan Timur juga tampil solid dengan mengumpulkan 28 medali (7 emas, 11 perak, dan 10 perunggu), diikuti oleh Kepulauan Riau dengan 17 medali (7 emas, 7 perak, dan 3 perunggu), serta Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengemas 22 medali (5 emas, 9 perak, dan 8 perunggu).

Dengan hasil tersebut, Jawa Tengah semakin memantapkan dominasinya dalam kancah panahan junior nasional.

Keberhasilan mempertahankan gelar selama empat tahun berturut-turut menunjukkan konsistensi pembinaan atlet muda dan komitmen tinggi dari semua elemen yang terlibat.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI