Mengenal Triple Crown di Pacuan Kuda yang Susah Diraih, Kenapa?

Senin, 07 Juli 2025 | 17:27 WIB
Mengenal Triple Crown di Pacuan Kuda yang Susah Diraih, Kenapa?
Mengenal Triple Crown di Pacuan Kuda yang Susah Diraih, Kenapa?. [Istimewa]

Tantangan utamanya bukan hanya soal jarak yang makin panjang, tapi juga karena standar kualitas yang luar biasa tinggi. Hingga kini, hanya 15 kuda yang pernah sukses menyapu bersih ketiganya.

Nijinsky adalah nama terakhir dalam daftar itu, sejak tahun 1970. Sejak saat itu, banyak yang nyaris, tapi tak satupun bisa menuntaskan.

Yang paling dramatis mungkin adalah Camelot pada 2012, gagal di langkah terakhir St. Leger dan membuat publik Inggris menelan kekecewaan.

Kita lihat di Jepang, Triple Crown dikenal sebagai Sambakan. Terdiri dari:Satsuki Sh (2.000 meter), Tokyo Yshun / Japanese Derby (2.400 meter), Kikuka Sh (3.000 meter).

Dibentangkan dari bulan April hingga Oktober, mahkota ini menuntut konsistensi selama setengah tahun, sesuatu yang sangat berat dalam dunia balap. Hingga 2023, hanya 8 kuda jantan yang berhasil meraihnya.

Terakhir adalah Contrail (2020), menyusul nama-nama legendaris seperti Deep Impact, Orfevre, dan Symboli Rudolf.

Jepang juga memiliki versi Triple Tiara untuk kuda betina, yang terdiri dari: Oka Sh (1.600 meter), Yshun Himba / Japanese Oaks (2.400 meter), Shka Sh (2.000 meter).

Kuda-kuda betina seperti Apapane, Gentildonna, dan Almond Eye menempatkan diri dalam sejarah sebagai ratu balap sejati. Liberty Island menjadi peraih Triple Tiara terbaru pada tahun 2023.

Australia punya dua versi Triple Crown yang membuat tradisi mereka unik dan lebih kompetitif. Untuk kuda jantan berusia tiga tahun, Triple Crown terdiri dari: Randwick Guineas (1.600 meter), Rosehill Guineas (2.000 meter), Australian Derby (2.400 meter).

Baca Juga: Nyaris Didapat Megawati Hangestri, Apa Itu Triple Crown Voli?

Tiga balapan ini dihelat dalam musim gugur, dengan jeda yang ketat dan jarak yang terus meningkat.

Tak banyak yang sanggup menaklukkannya. Dua nama besar yang berhasil adalah Octagonal (1996) dan It’s A Dundeel (2013).

Sementara itu, Triple Crown sprinter ditujukan untuk kuda spesialis jarak pendek: Lightning Stakes (1.000 meter), Newmarket Handicap (1.200 meter), TJ Smith Stakes (1.200 meter).

Karena persaingan ketat dan kualitas sprinter Australia yang merata, sangat jarang ada yang bisa menyapu bersih. Tapi jika bicara sprinter terbaik, Black Caviar tetap tak tertandingi: 25 kali menang tanpa pernah kalah, termasuk beberapa dari balapan tersebut.

Di Hong Kong, Triple Crown bukan hanya sulit, tapi nyaris mustahil.

Hingga tahun 2025, hanya dua kuda yang berhasil menyapu bersih: River Verdon (1994) dan Voyage Bubble (2025).

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI