Mengapa Banyak Orang Percaya Hal Gaib? Ini Kata Sains

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 27 Februari 2019 | 07:05 WIB
Mengapa Banyak Orang Percaya Hal Gaib? Ini Kata Sains
Ilustrasi penampakan hantu. [Shutterstock]

Dan ketika ilmuwan mendukung klaim cenayang, kritik biasanya berdatangan. Hal ini terjadi tahun 1970-an ketika fisikawan Russell Targ dan Harold Puthoff mempublikasikan artikel ilmiah dalam jurnal bergengsi Nature, yang mendukung anggapan Uri Geller benar-benar memiliki kemampuan supernatural.

Banyak psikolog, seperti Ray Hyman menyanggah ini—menyoroti kekeliruan besar dalam metodologi penelitian. Ini termasuk lubang di dinding laboratorium yang menghasilkan pemahaman terhadap gambaran yang secara fisik dilukis ulang oleh Geller secara “supernatural”.

Bukti beragam

Faktor lain yang mendukung kepercayaan dalam kemampuan supernatural adalah keberadaan penelitian ilmiah yang mendukungnya. Keberadaan penelitian-penelitian ini memberikan orang-orang yang percaya memiliki bukti bahwa kekuatan gaib benar-benar ada, tetapi mereka mengabaikan fakta bahwa penelitian yang diterbitkan sering dikritik dan penelitian serupa dibutuhkan agar dapat didapat kebenaran yang menyeluruh.

Contoh penting adalah satu artikel ilmiah yang dibuat oleh psikolog sosial Daryl Bem dalam Journal of Personality and Social Psychology. Penelitian tersebut mendukung adanya ramalan (kesadaran kognitif sadar) dan firasat (pemahaman afektif) terhadap kejadian di masa depan. Namun, peneliti lain gagal mendapatkan hasil yang sama.

Pola pikir

Jadi, meskipun ada bukti terjadinya pemalsuan dan penipuan—juga beragam bukti—orang-orang tetap akan percaya dengan fenomena supernatural. Memang, penelitian membuktikan satu dari tiga orang Amerika merasa mereka pernah mengalami kejadian supernatural—dan hampir setengah perempuan Amerika Serikat mengaku pernah merasakan kehadiran roh spiritual.

Apakah ini berkaitan dengan kurangnya kemampuan analitis, pengalaman sebenarnya, atau hanya agar kehidupan di dunia sedikit lebih menarik, sepertinya orang-orang yang percaya akan terus percaya—walau sains membuktikan sebaliknya.

Artikel ini sebelumnya tayang di The Conversation.

The Conversation

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI