Data yang telah saya kumpulkan memungkinkan adanya perbandingan perspektif tentang institusi Islam di Jawa yang belum ada sebelumnya.
![Sebaran pesantren di Jawa yang terkait struktur otoritas keagamaan. [Dok The Conversation/Alexandre Pelletier]](https://media.suara.com/pictures/original/2020/10/27/94222-sebaran-pesantren-di-jawa.jpg)
Jawa Barat memiliki pesantren lebih banyak dibandingkan Jawa Timur, tapi ukuran pesantren Jawa Barat dua kali lebih kecil dibanding rata-rata (JB=111,5; JT=230,5 santri).
Peta menunjukkan kabupaten dengan pesantren-pesantren paling kecil (warna hijau) dan pesantren dengan jumlah murid lebih dari seribu (titik hitam) di Pulau Jawa.
Seperti yang terlihat, pesantren di Jawa Barat jauh lebih kecil dibandingkan daerah lain. Hanya ada 26 pesantren yang punya murid lebih dari 1.000 di Jawa Barat. Jawa Timur punya tidak kurang dari 94 pesantren dengan murid lebih dari seribu.
Meski memiliki lebih banyak pesantren, peta tersebut menunjukkan hanya ada sedikit pesantren yang berpengaruh di Jawa Barat.
Di sana, pesantren tidak hanya kecil, tapi juga lemah secara kolektif. Jaringan antar kiai di Jawa Barat lebih renggang, lebih terfragmentasi, dan lebih informal dibandingkan di Jawa Timur.
Ini menunjukkan dinamika organisasi keagamaan di sana: Meski banyak orang di Jawa Barat adalah kaum Muslim tradisional namun Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi Muslim terbesar di Indonesia tidak dominan di provinsi itu.
Sebaliknya, lanskap organisasi masyarakat Islam sangat terpecah-pecah. Sebagian besar kiai tidak terafiliasi atau hanya menjadi anggota organisasi yang kecil.
Singkatnya, Jawa Barat memiliki elite agama lebih lemah dan struktur otoritas yang kompetitif.
Baca Juga: Sentil Gus Nur, Politikus PKB: Ngaji Tak Bisa, Apa Layak Disebut Ulama?
Mengapa ini penting?