![Blue Moon. [Macau Photo Agency/Unsplash]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/10/02/56014-blue-moon.jpg)
Bulan Biru terakhir terjadi pada 31 Maret 2018, sedangkan Bulan Biru musiman berikutnya akan terjadi pada 22 Agustus 2021. Dua Bulan Purnama relatif jarang terjadi dalam bulan kalender yang sama karena rata-rata sekali setiap 2,7 tahun.
Pada saat Bulan mencapai fase penuh, Bulan berada di konstelasi Aries dan muncul paling tinggi di belahan Bumi utara. Bulan mulai terlihat pada pukul 21.49 WIB dan berjarak 406.000 kilometer dari Bumi.
Penggunaan istilah Bulan biru sendiri merupakan inovasi abad ke-20 yang awalnya berasal dari kesalahan cetak di majalah Sky & Telescope yang terbit pada Maret 1946.
7. Berburu Pleiades
Pleiades merupakan gugus bintang paling terang dan paling jelas yang dapat dilihat dengan mata telanjang di rasi bintang Taurus serta salah satu yang terdekat dengan Bumi.
Bintang ini juga dikenal sebagai Messier 45 atau M45. Para pengamat di Bumi dapat berburu Pleiades pada 17 November karena itu adalah waktu terbaik untuk melihatnya.
Pleiades mulai diamati pada pukul 19:58 WIB saat mencapai ketinggian 11 derajat di atas ufuk timur laut, kemudian akan mencapai titik tertinggi di langit pada pukul 00:55 WIB dengan ketinggian 59 derajat di atas ufuk utara.
Pleiades kemudian menghilang saat fajar sekitar pukul 04:52 WIB saat mencapai ketinggian 25 derajat di atas cakrawala barat laut.
8. Konjungsi terdekat Jupiter dan Saturnus
Baca Juga: Kaleidoskop 2020, Daftar Smartphone Ini Hadir dengan Fitur Fast Charging
Jupiter dan Saturnus melakukan pendekatan yang sangat dekat dengan jarak hanya 0 (nol) derajat 06' pada 21 Desember.
Dengan kata lain, kedua planet raksasa ini hanya terpisah sejauh 6 menit busur satu sama lain dan tampak seperti satu bintang tunggal yang bercahaya terang.
Fenomena yang cukup langka ini terlihat sekitar pukul 18:20 WIB di atas ufuk barat dan tenggelam menuju cakrawala pada pukul 20:14 WIB.
![Fenomena langit langka, pendekatan Jupiter dan Saturnus. [Patrick Hartigan]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/11/24/90871-pendekatan-jupiter-dan-saturnus.jpg)
Langkanya fenomena ini akibat dari gerak lambat Jupiter dan Saturnus dalam melintasi langit. Mengingat Jupiter lebih cepat dalam mengitari Matahari, planet raksasa itu akan menyusul Saturnus dan menyebabkan konjungsi seperti ini yang terjadi rata-rata setiap 19,6 tahun sekali.