Arkeolog Temukan Kota Emas Hilang di Mesir, Berusia 3.000 Tahun

Senin, 12 April 2021 | 10:00 WIB
Arkeolog Temukan Kota Emas Hilang di Mesir, Berusia 3.000 Tahun
Kota emas hilang di Mesir. [Antiquities]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para arkeolog telah menemukan "Kota Emas yang Hilang", terkubur di bawah ibu kota Mesir kuno Luxor selama 3.000 tahun.

Kota yang secara historis dikenal sebagai "The Rise of Aten" ini didirikan oleh Amenhotep III (memerintah 1391-1353 SM), kakek dari Tutankhamun atau Raja Tut.

Orang-orang Mesir kuno terus menggunakan "Kota Emas" selama pemerintahan Amenhotep III dengan putranya, Amenhitep IV atau Akhenaten, serta selama pemerintahan Tut dan firaun yang dikenal sebagai Ay.

Terlepas dari sejarah kota yang kaya, dokumen sejarah melaporkan bahwa kota itu adalah rumah bagi tiga istana kerajaan milik Raja Amenhotep III dan merupakan pemukiman administratif serta industri terbesar di Luxor pada saat itu.

Sayangnya, peninggalannya tidak dapat ditemukan oleh para arkeolog hingga sekarang.

"Banyak misi luar negeri mencari kota ini dan tidak pernah menemukannya," kata Zahi Hawass, arkeolog yang memimpin penggalian Kota Emas dan mantan menteri negara urusan barang antik, dikutip dari Live Science, Senin (12/4/2021).

Kota emas hilang di Mesir. [Antiquities]
Kota emas hilang di Mesir. [Antiquities]

Hawass dan timnya memulai pencarian pada 2020 dengan harapan menemukan kuil kamar mayat Raja Tut.

Namun, tim arkeolog terkejut ketika mulai menemukan batu bata lumpur di mana pun mereka menggali.

Para ahli segera menyadari bahwa mereka telah menemukan kota besar dengan kondisi masih relatif baik.

Baca Juga: Kuburan Abad Pertengahan Ditemukan di Bawah Tempat Parkir Mobil

"Jalan-jalan kota diapit oleh rumah-rumah, beberapa dengan dinding setinggi 3 meter. Rumah-rumah ini memiliki ruangan dipenuhi pernak pernik dan perkakas, yang digunakan orang Mesir kuno dalam kehidupan sehari-hari," tambah Hawass.

Menurut Betsy Brian, profesor Egyptology di John Hopkins University, penemuan kota yang hilang ini adalah penemuan arkeologi terpenting kedua sejak makam Tutankhamun pada 1922.

"Penemuan Kota yang Hilang akan membantu kita menjelaskan salah satu misteri terbesar dalam sejarah, mengapa Akhenaten dan Ratu Nefertiti memutuskan untuk pindah ke Amarna," ucap Brian.

Beberapa tahun setelah Akhenaten memulai pemerintahannya pada awal 1350 SM, Kota Emas ditinggalkan dan ibu kota Mesir dipindahkan ke Amarna.

Setelah menyadari penemuan tersebut, tim ahli mulai mencari benda-benda kuno bertuliskan cartouche Amenhotep III, sebuah oval yang diisi dengan nama kerajaannya dalam hieroglif.

Tim menemukan cartouche tersebut di mana-mana, termasuk di bejana anggur, cincin, tembikar, hingga batu bata lumpur, yang menegaskan bahwa kota itu aktif pada masa pemerintahan Amenhotep III.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI