Diprediksi Akan Tenggelam, Jakarta Mungkin Cocok Jadi Kota Terapung

Liberty Jemadu Suara.Com
Rabu, 06 Oktober 2021 | 15:15 WIB
Diprediksi Akan Tenggelam, Jakarta Mungkin Cocok Jadi Kota Terapung
Menghadapi risiko tenggelam, Jakarta disarankan agar beradaptasi dengan menjadi kota terapung atau kota laut. Foto: Pengunjung melintas di Pantai Karnaval Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (20/6). [Suara.com/Alfian Winanto]

Suara.com - Rukuh Setiadi, dosen perencanaan wilayah dan kota dari Undip, mengatakan konsep kota terapung atau sea cities cocok dengan Jakarta yang kini menghadpi risiko tenggelam akibat naiknya permukaan laut dan turunnya muka tanah. Berikut ulasannya:

Di tengah prediksi bahwa Jakarta tenggelam pada 2050, konsep Sea Cities alias Kota Laut merupakan salah satu solusi yang ditawarkan oleh para ahli desain tata kota.

Konsep ini mentransformasikan semua elemen kota misalnya pemukiman, fasilitas sosial dan ekonomi, transportasi, serta jaringan infrastruktur dari yang berbasis daratan menjadi berbasis permukaan lautan.

Sea Cities memperluas cara pandang kehidupan kota yang tidak selalu berbasis daratan. Jadi konsep ini menata ulang pola hubungan kota dan lautan.

Kita memerlukan rencana yang efektif mengatasi risiko tenggelamnya Jakarta dalam jangka panjang karena perubahan iklim dan penurunan permukaan tanah di Jakarta ini sulit dihindari.

Studi terbaru merekomendasikan kombinasi akomodasi kenaikan air laut dan mengapung untuk menghadapi tantangan besar kenaikan air laut di Jakarta.

Pola penerapan Sea Cities

Kenaikan air laut yang dibarengi dengan penurunan permukaan tanah (land subsidence) menjadi kombinasi penyebab tenggelamnya Jakarta. Laju urbanisasi yang cepat memicu eksploitasi air tanah (ABT) dan berkontribusi sekitar 80-90% penurunan permukaan tanah. Sementara, kemampuan kota dalam menyediakan air dari sumber permukaan sangat terbatas.

Tanpa mengabaikan pentingnya pengendalian eksploitasi ABT, Jakarta tetap memerlukan rencana untuk mendorong adaptasi yang efektif dan berkelanjutan dalam menghadapi kenaikan air laut.

Baca Juga: Kendalikan Penurunan Permukaan Tanah untuk Cegah Jakarta Tenggelam

Para ahli perencanaan kota kerap mengingatkan kita pentingnya memaknai laut tidak hanya sebagai ancaman tapi juga sebagai sumber daya perkotaan yang harus diintegrasikan sebagai elemen perencanaan kota pada masa depan.

Membangun kota di atas air bukan hal yang mustahil. Para ilmuwan telah membangun stasiun ruang angkasa dan sedang bekerja membangun koloni di Mars. Ide tersebut mungkin dilakukan ketika elemen-elemen perkotaan dapat dibawa ke atas air.

Konsep sea cities menawarkan empat strategi untuk beradaptasi dengan kenaikan air laut.

Pertama, pengambil kebijakan memperkuat sistem infrastruktur perlindungan laut yang menggerus daratan. Penguatan dapat berupa pondasi pantai, pemecah ombak, tanggul, termasuk tanggul raksasa seperti yang dikembangkan Jakarta melalui proyek tanggul laut di pantai.

Pengembangan infrastruktur alam seperti hutan bakau juga tergolong dalam taktik ini. Taktik ini berorientasi pada perlindungan kota pesisir dengan ‘melawan’ lautan. Taktik ini menjanjikan dalam jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang masih dipertanyakan efektivitasnnya, seperti berpindahnya banjir ke daerah pesisir sekitar yang lebih rendah.

Kedua, pengambil kebijakan mengakomodasi kenaikan air laut melalui adaptasi secara fisik, sosial, dan ekonomi di kota pesisir. Ide ini pada dasarnya membiasakan masyarakat terdampak dengan fakta dan nilai baru tentang diperlukannya untuk hidup ‘berdampingan’ dengan air. Meninggikan lantai atau mendesain ulang aturan bangunan di pesisir adalah sebagian contoh dari taktik ini.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI