Para Ahli: Covid-19 Dimulai dari Penambangan China di Gua Kelelawar 10 Tahun Lalu

Dythia Novianty Suara.Com
Senin, 11 Oktober 2021 | 08:25 WIB
Para Ahli: Covid-19 Dimulai dari Penambangan China di Gua Kelelawar 10 Tahun Lalu
Ilustrasi kelelawar. [Simon Berstecher/Pixabay]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Sekitar 1.500 kilometer dari Wuhan, tambang Mojiang adalah rumah bagi beberapa teori asal laboratorium seputar Covid-19.

Kembali pada 2012, para pekerja jatuh sakit setelah menggosok lapisan tembaga yang bersih dari kotoran kelelawar dan dirawat di rumah sakit di ibukota provinsi Kunming dengan batuk terus-menerus, demam, nyeri kepala dan dada dan kesulitan bernapas.

Ketika para ilmuwan kembali ke tambang pada akhir 2012, mereka menemukan sampel patogen yang kemudian dikenal sebagai "virus Mojiang".

Virus Mojiang ditemukan pada tikus dan tidak terkait dengan SARS-CoV-2, serta tidak dikonfirmasi apakah itu di balik penyakit penambang.

Sejak itu, peneliti virus corona kelelawar terkemuka di China, Shi Zhengli dari Institut Virologi Wuhan (WIV), mengatakan bahwa gejala mirip pneumonia para pekerja disebabkan oleh infeksi jamur dan tidak ada tanda bahwa mereka telah terinfeksi SARS-CoV-2.

Tetapi kasus pekerja tambang telah digunakan oleh mereka yang mendukung gagasan bahwa virus corona yang sangat mirip dengan SARS-CoV-2, dapat menginfeksi manusia pada awal 2012.

Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)
Ilustrasi Virus Corona. (Pixabay)

Pertama kali diidentifikasi pada 2016, virus bernama RaTG13 ditemukan dari anus kelelawar tapal kuda di gua yang sama.

Menurut sebuah makalah oleh Shi dan peneliti lain, RaTG13 berbagi 96,2 persen genomnya dengan SARS-CoV-2 tetapi harus menyimpang 40 tahun sebelumnya.

Teori baru oleh Dr Latham menunjukkan bahwa evolusi dari virus seperti RaTG13 bisa terjadi jauh lebih cepat di dalam tubuh penambang.

Baca Juga: WHO: Banyak Negara Gagal Berikan Layanan Kesehatan Mental di Masa Pandemi Covid-19

“Kami tahu bahwa virus corona beragam dan berlimpah di dekat tambang, dan kami tahu bahwa beberapa penambang menjalani rawat inap yang lama," kata Dr Latham.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI