Suara.com - Ilmuwan Prancis telah memicu kekhawatiran akan munculnya pandemi lain setelah menghidupkan kembali "virus zombie".
Diketahui, "virus zombie" ini telah terperangkap di bawah danau beku di Rusia selama 50.000 tahun.
“Situasinya akan jauh lebih berbahaya dalam kasus penyakit tumbuhan, hewan, atau manusia yang disebabkan oleh kebangkitan virus kuno yang tidak diketahui,” demikian bunyi studi “viral”, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Penelitian baru ini dipimpin oleh ahli mikrobiologi Jean-Marie Alempic dari Pusat Penelitian Ilmiah Nasional Prancis, Science Alert melaporkan.
Menurut makalah pendahuluan, pemanasan global menyebabkan sebagian besar permafrost - tanah beku permanen yang menutupi seperempat Belahan Bumi Utara - mencair secara permanen.
Kondisi Ini memiliki efek yang mengkhawatirkan dari "melepaskan bahan organik yang membeku hingga satu juta tahun" - termasuk patogen yang berpotensi berbahaya.

"Bagian dari bahan organik ini juga terdiri dari mikroba seluler yang dihidupkan kembali (prokariota, eukariota uniseluler) serta virus yang tetap tidak aktif sejak zaman prasejarah,” tulis para peneliti, dilansir laman New York Post, Rabu (30/11/2022).
Profesor Universitas Aix-Marseille Jean-Michel Claverie, rekan penulis studi tersebut, mengeluarkan peringatan kepada otoritas medis tentang kurangnya pembaruan signifikan pada virus "hidup" di permafrost sejak studi awal pada 2014 dan 2015, lapor Sun.
"Ini secara keliru menunjukkan bahwa kejadian seperti itu jarang terjadi dan 'virus zombie' bukanlah ancaman kesehatan masyarakat," tulis tim peneliti dalam temuan mereka.
Baca Juga: Ilmuwan Indonesia Sudah Berupaya Prediksi Gempa, Ini Hasilnya
Untuk mempelajari organisme kebangkitan ini, para ilmuwan, mungkin secara paradoks, menghidupkan kembali beberapa dari apa yang disebut "virus zombie" dari permafrost Siberia.