Suara.com - Startup pengelolaan properti berbasis teknologi, Alterstay, membantu para pelaku bisnis akomodasi alternatif dalam menghadapi tantangan-tantangan industri akomodasi dan pariwisata, terutama di masa pandemi ini.
Alterstay menawarkan end-to-end service bagi para pemilik properti termasuk yang mencakup berbagai pelayanan, seperti revitalisasi properti, manajemen properti, strategi pemasaran, juga booking platform untuk tamu guna meningkatkan efektivitas properti yang dikelola.
Selain itu, Alterstay juga menyediakan layanan untuk menghidupkan kembali operasional serta reputasi properti yang telah dinonaktifkan karena terdampak oleh pandemi.
Alterstay memberlakukan sistem pembagian hasil berdasarkan profit alih-alih menggunakan revenue. Hal ini ditujukan untuk membantu pelaku bisnis mencapai kesuksesan dan profitabilitas dengan efisien dan transparan.
“Pada awalnya, kami berfokus pada pengelolaan properti secara konvensional seperti manajemen properti dan perhotelan pada umumnya," ujar Jan Kurniawan, salah satu co-founder dari Alterstay.
Namun, di tengah kondisi kritis industri pariwisata karena adanya pandemi, Alterstay melakukan pivot bisnis dengan pengintegrasian teknologi dalam pelayanan pengelolaan properti.

Langkah ini diambil untuk mencapai kinerja perusahaan yang lebih efektif dan efisien, baik dari sisi pengelolaan unit properti maupun internal perusahaan.
"Hal ini juga kami lakukan untuk mewujudkan komitmen kami kepada para pelanggan yang telah mempercayakan bisnisnya pada kami,” tambahnya.
Sebanyak lebih dari 50 properti di area cakupan Alterstay, yaitu Bali dan Yogyakarta, telah bergabung sebagai pengguna Alterstay.
Baca Juga: Kolaborasi Startup Malaysia dan Indonesia, Demi Perluas Akses Pasar
Hingga saat ini, perusahaan telah berhasil melayani puluhan ribu tamu dengan kisaran 500–1.000 tamu setiap bulan.