Dia tidak lagi dikenal sebagai Amenhotep IV dan dikaitkan dengan dewa Amun, melainkan dia akan sepenuhnya mengalihkan pengabdiannya kepada Aten. Ia lantas dikenal sebagai Akhenaten.
Usai mengubah gelar kerajaan, Akhenaten langsung membuat ibu kota baru. Ia memindahkan ibu kota dinasti dari Thebes ke Amarna untuk memuja Aten.
Ibu kota anyar diberi nama sebagai Akhetaten. Kota ini dibangun dengan cepat, berkat metode konstruksi baru yang menggunakan balok-balok bangunan yang jauh lebih kecil daripada periode Firaun sebelumnya.
Akhenaten digambarkan sebagai pemimpin yang misterius, revolusioner, dan idealis (positif). Di sisi lain, ia juga dianggap sebagai gila, fanatik, dan sesat.