Begini SMK Bakti Idhata Manfaatkan Teknologi Bersama Telkom

Dythia Novianty Suara.Com
Selasa, 24 Juni 2025 | 14:41 WIB
Begini SMK Bakti Idhata Manfaatkan Teknologi Bersama Telkom
Ilustrasi pemanfaaan teknologi. (unsplash.com/Marvin Meyer)

Suara.com - SMK Bakti Idhata, sekolah menengah kejuruan berbasis teknologi yang telah berdiri sejak 2007 di kawasan Jakarta Selatan, memperkuat komitmennya dalam mendorong digitalisasi pendidikan vokasi.

Hal ini diwujudkan melalui kolaborasi strategis dengan Telkom Indonesia, khususnya melalui ekosistem layanan pendidikan digital milik Telkom, yakni Indibiz Sekolah.

Dalam kemitraan ini, Indibiz menghadirkan sejumlah solusi digital yang mendukung proses belajar mengajar secara modern.

Beberapa layanan yang telah diimplementasikan di SMK Bakti Idhata antara lain platform pembelajaran Pijar, jaringan internet berkecepatan tinggi.

Selain itu, infrastruktur kelas berbasis jaringan yang memungkinkan proses belajar daring maupun hybrid berlangsung tanpa hambatan.

Kepala SMK Bakti Idhata, Nurman, M.Pd, menyampaikan bahwa kerja sama dengan Telkom Indonesia merupakan langkah strategis yang tidak hanya memperkuat posisi sekolah sebagai pelopor IT di wilayah Jakarta Selatan, tetapi juga menjawab kebutuhan zaman.

“Sebagai sekolah swasta berbasis IT, kami dituntut untuk selalu relevan," ungkap Nurman yang telah mengabdi di dunia pendidikan lebih dari 23 tahun, dalam keterangan resminya, Selasa (24/6/2025).

Maka dari itu, da menambahkan, kolaborasi dengan Telkom sangat penting.

"Internet cepat, laboratorium yang terus diperbarui, serta pelatihan digital dari Telkom adalah fondasi untuk mendidik siswa kami agar siap bersaing,” ucapnya.

Baca Juga: Generasi Muda Indonesia Timur Tunjukkan Potensi Riset dalam Ini

SMK Bakti Idhata sendiri memiliki tiga jurusan unggulan, yaitu Desain Komunikasi Visual (DKV), Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), serta Rekayasa Perangkat Lunak (RPL).

Ketiga program keahlian tersebut dikembangkan dengan pendekatan praktikal yang tinggi, menjadikan lulusan sekolah ini tidak hanya siap kerja tetapi juga mampu menciptakan karya yang kompetitif di industri kreatif dan digital.

Tak hanya fokus pada kurikulum, SMK Bakti Idhata juga terus meraih berbagai prestasi.

Mulai dari juara 2 Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Jakarta Selatan, hingga deretan penghargaan dalam bidang desain grafis dan olahraga.

Keberhasilan ini menurut Nurman tak lepas dari dukungan infrastruktur digital dan kolaborasi yang dibangun dengan dunia industri.

“Kemitraan antara SMK Bakti Idhata dan Indibiz menjadi contoh nyata bagaimana sinergi dunia pendidikan dan industri dapat mempercepat lahirnya generasi digital yang siap kerja dan siap berkarya,” tegas Nurman.

Lebih jauh, Nurman menyoroti tantangan besar yang dihadapi para guru dalam menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi yang begitu cepat. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, guru tidak hanya dituntut untuk mengajar, tetapi juga terus belajar.

Ilustrasi Indibiz.
Ilustrasi Indibiz.

“Di bawah Kurikulum Merdeka, guru dituntut untuk terus belajar. Maka pelatihan dan pendampingan seperti yang Telkom lakukan di program IoT dan platform Pijar sangat kami butuhkan,” tambahnya.

Transformasi digital yang diterapkan di SMK Bakti Idhata bukan hanya formalitas.

Nurman menjelaskan bahwa hampir semua aspek administrasi dan kegiatan pembelajaran kini telah terintegrasi secara digital.

Mulai dari absensi digital, pembekalan laptop untuk guru, hingga akses WiFi di seluruh area sekolah menjadi bukti nyata dari implementasi tersebut.

Bahkan, sekolah juga pernah mengadakan kompetisi Mobile Legends sebagai bentuk pendekatan digital yang dekat dengan minat siswa.

Bagi pihak sekolah, Telkom melalui Indibiz bukan hanya penyedia layanan, melainkan juga mitra strategis dalam menciptakan budaya pembelajaran yang adaptif dan berkelanjutan.

Nurman menyampaikan harapan agar kerja sama ini dapat terus berkembang.

“Kami berharap, kerja sama ini berlanjut dalam bentuk mentoring berkelanjutan, termasuk pelatihan lanjutan bagi guru dan siswa dalam bidang IoT, cloud, maupun pengembangan portofolio digital,” katanya.

Menutup pernyataannya, Nurman mengungkapkan bahwa SMK sering kali dipandang sebelah mata dibandingkan SMA, padahal kenyataan di lapangan justru menunjukkan potensi besar siswa vokasi.

“SMK memang sering dianggap kelas dua dibanding SMA, tapi kami melihatnya berbeda. Justru banyak dari siswa kami yang punya semangat besar, dan mampu kuliah sambil kerja," katanya.

Dia menjelaskan, sekitar 60 persen lebih lulusannya melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi sambil tetap bekerja.

"Artinya, mereka mampu mandiri sejak dini. Dan semua itu semakin terakselerasi atas dukungan dari industri, termasuk dari Indibiz,” tutup Nurman.

Kolaborasi antara SMK Bakti Idhata dan Indibiz menjadi contoh konkret bagaimana digitalisasi pendidikan vokasi bukan hanya visi, tetapi sebuah realitas yang telah memberi dampak positif bagi generasi muda Indonesia, khususnya di bidang teknologi dan industri kreatif.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI