Lapisan Ozon Menuju Pemulihan Penuh, PBB Sebut Bukti Nyata Kemajuan

Agung Pratnyawan Suara.Com
Selasa, 16 September 2025 | 18:55 WIB
Lapisan Ozon Menuju Pemulihan Penuh, PBB Sebut Bukti Nyata Kemajuan
Lapisan ozon, yang berada di stratosfer, berfungsi sebagai tameng alami melindungi makhluk hidup dari paparan sinar ultraviolet (Pixabay).
Baca 10 detik
  • Lapisan ozon diperkirakan pulih sepenuhnya pada pertengahan abad ini, dengan perbedaan kecepatan di tiap wilayah.
  • Keberhasilan ini lahir dari kerja sama global dan penerapan Protokol Montreal yang menghentikan bahan perusak ozon.
  • Ancaman tetap ada, terutama dari perubahan iklim dan gas HFC yang berpotensi besar memicu pemanasan global.

Suara.com - Laporan terbaru dikeluarkan World Meteorological Organization (WMO), organisasi meteorologi di bawah naungan PBB. Mereka melaporkan bahwa lapisan ozon bumi berada di jalur yang tepat untuk pulih sepenuhnya pada pertengahan abad ini.

Temuan ini dirilis bertepatan dengan Hari Internasional Perlindungan Lapisan Ozon, yang jatuh pada Selasa (16/9/2025).

Mengutip dari Earth.org (16/9/2025), Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengatakan pemulihan ozon adalah bukti bahwa kemajuan nyata bisa dicapai ketika sains menjadi panduan.

Empat puluh tahun lalu, negara-negara bersatu melindungi lapisan ozon. Hari ini, kita melihat hasilnya: lapisan ozon sedang sembuh,” ujar Guterres dalam pernyataan resminya.

Ia menekankan keberhasilan itu lahir dari kerja sama global dan kesediaan negara-negara mendengarkan peringatan para ilmuwan.

Dalam press release yang dikeluarkan oleh WMO (16/9/2025), dilaporkan bahwa lubang ozon pada 2024 lebih kecil dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Faktor alami memang membantu mengurangi tingkat penipisan, tetapi tren jangka panjang jelas menunjukkan perbaikan.

Data itu menguatkan harapan bahwa lapisan ozon akan kembali ke kondisi seperti era 1980-an pada pertengahan abad ini.

Lapisan ozon, yang berada di stratosfer, berfungsi sebagai tameng alami melindungi makhluk hidup dari paparan sinar ultraviolet. Jika rusak, risiko kanker kulit, katarak, serta kerusakan ekosistem akan meningkat tajam.

Baca Juga: NASA Ungkap Temuan Awal Trappist-1 e, Planet Mirip Bumi

Pada 1970-an, para ilmuwan menemukan bahwa senyawa kimia seperti Chloro Fluoro Carbon (CFC) dan Hydro Chloro Fluoro Carbon (HCFC)—bahan pendingin yang banyak digunakan pada kulkas, AC, busa pemadam kebakaran, hingga hairspray—dapat merusak ozon dengan memecah molekulnya.

Penemuan tersebut memicu gerakan global yang akhirnya melahirkan Konvensi Wina 1985 dan Protokol Montreal 1987. Dua perjanjian internasional ini menjadi tonggak sejarah upaya bersama melindungi atmosfer.

Berkat penerapan aturan ketat, lebih dari 99 persen produksi dan konsumsi bahan perusak ozon berhasil dihentikan di seluruh dunia.

Guterres menyebut keberhasilan itu sebagai contoh nyata bagaimana diplomasi berbasis sains dapat menghasilkan solusi yang berdampak besar.

WMO mencatat bahwa pemulihan berlangsung dengan kecepatan berbeda di tiap wilayah. Di sebagian besar dunia, lapisan ozon diperkirakan pulih sekitar pertengahan abad ini.

Namun, di kawasan kutub, prosesnya lebih lambat. Lubang ozon di atas Arktik diprediksi tertutup sepenuhnya pada 2045, sementara di Antartika kemungkinan baru akan pulih sekitar 2066.

Meski kabar baik ini memberi harapan, para ahli mengingatkan bahwa ancaman tetap ada. Perubahan kebijakan atau kejadian terkait iklim, seperti kebakaran hutan besar, dapat memperlambat pemulihan.

Selain itu, perhatian juga tertuju pada senyawa HFC (hydrofluorocarbon), yang mulai banyak digunakan sebagai pengganti CFC dan HCFC. Walaupun HFC tidak merusak ozon, gas ini memiliki potensi pemanasan global yang sangat tinggi, bahkan hingga 14.800 kali lebih besar dibanding karbon dioksida.

Pencapaian dalam pemulihan ozon menjadi bukti bahwa masalah lingkungan global dapat diatasi melalui kerja sama lintas negara. Dengan dukungan kebijakan yang konsisten dan inovasi berbasis sains, para ahli optimistis upaya ini akan terus menunjukkan hasil positif.

Keberhasilan menyelamatkan lapisan ozon memberi kita pelajaran penting: ketika dunia bergerak bersama, kita bisa memperbaiki kerusakan yang kita buat,” kata Guterres dikutip dari Earth.Org (16/9/2025).

Kini, perhatian dunia tertuju pada kelanjutan tren ini. Jika target pemulihan tercapai sesuai rencana, kisah lapisan ozon akan menjadi contoh sukses luar biasa dalam sejarah perlindungan lingkungan, sekaligus sumber inspirasi untuk menghadapi tantangan iklim lainnya.

Kontributor : Gradciano Madomi Jawa

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI